Dirancangnya undang-undang ini guna mempromosikan teknologi lokal berupa software atau peranti lunak kepada warganya sendiri.
"Ketika kami membeli perangkat elektronik, mereka sudah dibekali aplikasi individual, kebanyakan aplikasi asing, sudah diinstal sebelumnya," kata Oleg Nikolayev perancang undang-undang tersebut seperti dikutip dari Phone Arena, Senin (25/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Huawei Nova 6 SE Tampil Mirip iPhone 11 Pro |
Undang-undang ini akan mulai berlaku pada Juli 2020. Tak hanya ponsel pintar, aturan ini juga mencakup komputer dan juga smart TV. Nantinya Pemerintah Rusia mengumumkan daftar perangkat yang terkena dampak.
"Secara alami, ketika seseorang melihat, mereka mungkin berpikir bahwa tidak ada alternatif domestik yang tersedia. Selain aplikasi pra-instal, kami juga akan menawarkan kepada pengguna kalau mereka punya hak untuk memilih," jelasnya.
Kebijakan Rusia itu berbanding bisa mengancam produk andalan Apple, yakni iPhone. Sistem operasi iOS yang dirancang perusahaan asal Cupertino ini adalah sistem tertutup, maka tidak mungkin iPhone dijejali software yang tidak dikenal.
Berdasarkan data Statcounter pada bulan lalu, pasar Rusia masih dikuasai oleh Samsung dengan market share 22,04%. Kemudian diikuti Huawei 15,99% dan Apple 15,83%.
Kendati tujuannya untuk turut memperkenalkan aplikasi lokal melalui perangkat ponsel, aturan ini tak terhindar kritikan yang bersumber dari produsen dan distributor di Negeri Beruang Merah.
Asosiasi Perusahaan Perdagangan dan Produsen Peralatan Rumah Tangga dan Komputer Listrik (RATEK) mengatakan, tidak mungkin untuk menginstal software buatan Rusia di semua perangkat. Akibatnya, pabrikan global bisa angkat kaki keluar dari pasar Rusia.
(agt/agt)