Tokyo Telemessage, penyedia layanan pager terakhir yang masih ada, telah memutuskan untuk berhenti. Pager yang mereka layani berbunyi untuk terakhir kalinya pada Selasa (1/10) kemarin. Kurang dari 1.500 pelanggan bertahan, kebanyakan adalah pekerja di bidang kesehatan.
Pelanggan umum terakhir adalah Ken Fujikura, yang tetap memakai pager karena ibunya yang berusia 80 tahun hanya mau dihubungi dengan gadget ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Google Ulang Tahun ke-21 |
"Karena ibuku hanya tahu nomor pagerku, sudah pasti yang menghubungiku hanya dia," katanya, dikutip detikINET dari BBC.
Bagi yang belum tahu, pager adalah perangkat dengan layar kecil untuk menerima pesan. Setiap pager punya nomor unik seperti ponsel. Untuk mengirim pesan, user harus menelepon switchboard yang dikonversi oleh manusia atau mesin menjadi teks.
Dikembangkan sejak 1950-an, pager meraih popularitas pada 1980-an dan 1990-an. Pada tahun 1996, Tokyo Telemessage punya 1.2 juta pelanggan.
Kemudian datanglah ponsel yang benar-benar membuat posisi pager tersingkir. Namun demikian, masih ada pemakainya walaupun sangat sedikit.
Selain di Jepang, National Health Service di Inggris masih menggunakan 130 ribu unit pager. Namun rencananya, akan berhenti dipakai pada tahun 2021.
(fyk/fay)