Huawei masuk dalam daftar blacklist Amerika Serikat sehingga sangat dipersulit memakai teknologi dan komponen asal negara itu. Mate 30 masih menggunakan OS Android, tapi versi open source tanpa aplikasi penting buatan Google.
"Saya pikir, larangan ini akan mempengaruhi penjualan di luar China. Tapi penjualan di China akan banyak meningkat karena ini adalah ponsel flagship 5G paling kompetitif di dunia," kata Richard Yu, CEO Huawei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Janji CEO Huawei soal Android di Mate 30 |
Bahkan meskipun ada imbas, Richard yakin Mate 30 tetap laku keras. "Sejak larangan pada bulan Mei penjualan turun, tapi sekarang pulih sangat cepat, konsumen cinta produk kami. Saya yakin kami bisa jual 20 juta seri Mate 30," tambahnya.
Sebagai solusi sementara, Huawei menyediakan toko aplikasi mereka sendiri bernama 'Huawei App Gallery'. Toko aplikasi ini menyediakan 45 ribu aplikasi. "Pengguna bisa menginstal Google Mobile Service (GMS) ke ponsel lewat website atau aplikasi pihak ketiga," sebutnya.
Dia seraya menegaskan bahwa pengguna akan dapat membuka kunci bootloader di perangkat Mate 30 dan 30 Pro. Dia pun menjanjikan untuk segera memberikan Android secara penuh.
"Segera ketika sanksi AS telah dicabut, Huawei siap untuk langsung mengintegrasikan ulang layanan Google dan aplikasinya lewat firmware yang akan diupdate ke perangkat," janjinya.
(fyk/rns)