Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, mengutarakan alasannya. Dikatakannya, tiap kali Samsung memproduksi massal produknya, sudah pasti didahului dengan serangkaian pengujian panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika semua prosedur quality control dilalui, kami baru melakukan produksi massal, sehingga bisa memastikan konsumen mendapatkan pengalaman nyaman dalam menggunakan smartphone, termasuk Galaxy A80," ujar Irfan saat ditemui usai acara peluncuran Galaxy A80 di Jakarta, Rabu (18/7/2019).
![]() |
Tak seperti kompetitor yang membawa sistem pop-up, Samsung enggan memberi jaminan kualitas kamera Galaxy A80 berdasarkan hitungan seberapa banyak dinaikturunkan dan dibolak-balik. Vendor asal Korea Selatan ini merasa sudah punya asam garam dalam quality control.
"Saat ini memang tidak ada hitungan. Tapi kami memastikan akan kualitasnya," kata Irfan.
Ada Kunci di Modul Kamera
Dalam mengusung sistem pop-up bolak-balik, Samsung menyematkan gear, hock, dan lock di dalam modul kamera Galaxy A80. Gear akan mengangkat modul kamera ke atas. Ketika di titik maksimal, akan terkunci. Baru kemudian kamera berputar, lalu mengunci kembali.
"Jadi nggak ada accidental kamera berputar sebelum mencapai posisi atas," ungkap Irfan.
![]() |
Samsung turut pula membekali sensor Gyro yang membuat kamera tertutup ketika ponsel terdeteksi jatuh. Selain itu ketika kamera terhalang akan muncul notifikasi untuk menginformasikan ke pengguna.
"Jadi ketika jatuh akan ada mekanisme menutup. Ketika tertahan, akan muncul notifikasi," pungkas Irfan.
(afr/krs)