Dikutip detikINET dari Reuters, VeriSilicon menyatakan Xiaomi kini menjadi pemegang saham terbesar kedua dari kalangan eksternal. Namun tak dijelaskan berapa besar biaya yang harus digelontorkan oleh Xiaomi.
VeriSilicon bermarkas di Shanghai dan memiliki pusat riset di Amerika Serikat. Selama ini, mereka biasanya dikontrak perusahaan chip lain untuk membantu melengkapi komponen tambahan dalam desain chip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Xiaomi sendiri cukup sukses di jagat smartphone dan menurut biro riset IDC, saat ini menempati ranking 4 vendor ponsel terbesar dunia. Namun di sisi lain, mereka belum beruntung soal pembuatan chip.
Xiaomi sebenarnya telah membuat divisi semikonduktor sudah sejak 2014. Baru 3 tahun kemudian, mereka mengumumkan SoC pertamanya, Surge S1. Prosesor itu dipakai oleh Xiaomi Mi 5, namun kemudian tak lagi terdengar gaungnya.
Setelah itu, tidak ada lagi terdengar soal kiprah divisi chip Xiaomi. Baru bulan April lalu, memo internal menyebutkan bahwa Xiaomi akan memecah divisi chip menjadi anak usaha bernama Big Fish yang fokus membuat chip buat perangkat internet of things.
Beberapa produsen smartphone memang berambisi membuat chip sendiri. Rekan senegara Xiaomi, Huawei, sudah lebih sukses dengan perusahaan HiSilicon, di mana chip Kirin dipakai di cukup banyak ponsel Huawei termasuk di kelas flagship.
Pembuatan chip itu juga dipandang krusial karena China tak ingin selamanya bergantung dengan negara seperti Amerika Serikat dalam teknologinya. Pemerintah China sudah memasukkan chip sebagai salah satu teknologi yang ingin dibuat secara mandiri dalam inisiatif Made in China 20125.
Baca juga: Penampakan Xiaomi Mi CC9 yang Menggoda |