Mungkin terdengar seperti mengada-ada, namun teknologi baru ini akan berdampak positif bagi pengguna difabel, terutama yang mengalami lumpuh.
Baca juga: Samsung Bocorkan Lima Opsi Warna Galaxy S10? |
Samsung menyebutkan, risetnya ini dinamakan Project Pontis. Mereka berharap bisa membantu para pengguna dengan keterbatasan fisik atau gerak untuk mengganti channel televisi dan menyesuaikan volume suara dengan otak mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana membuat sebuah televisi bisa dikendalikan pikiran? Dijelaskan Samsung, yang dilakukannya dengan EPFL adalah mengumpulkan sampel bagaimana otak berperilaku ketika seorang pengguna ingin melakukan sesuatu, misalnya memilih program di televisi.
Ketika data cara kerja otak cukup, baru kemudian sistem tersebut bisa digunakan sebagai model. Selanjutnya, dikombinasikan dengan machine learning, jadilah software yang bisa bereaksi pada berbagai perilaku otak, dalam hal ini mengontrol software di dalam televisi.
Baca juga: Seluk Beluk Ponsel Layar Lipat Samsung |
Dipamerkan pada Samsung Developer Conference, prototipe ini memerlukan pengguna memakai headset yang di dalamnya dibenamkan 64 sensor. Fungsinya adalah untuk melacak pergerakan mata dan otak si pengguna.
Bagaimanapun, teknologi ini masih dalam tahap awal. Belum ada informasi kapan teknologi ini tersedia secara komersil dan bisa digunakan. (rns/mon)