Seperti kita ketahui, sejumlah vendor besar menjalankan strategi perluasan pasar dengan membuat sub brand. Usaha tersebut cukup berhasil, beberapa sub brand vendor terkemuka berhasil tumbuh besar dan bahkan punya peran penting bagi perusahaan induknya.
Baca juga: Pocophone F1 Rilis di Indonesia, Harganya? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oppo menjalankan strategi yang sama. Mereka membuat sub brand bernama RealMe di India. RealMe difokuskan pada penjualan online dan berhasil.
Melihat dua kesuksesan itu mungkin membuat Xiaomi terinspirasi. Setahun lalu perusahaan yang dikomandoi Lei Jun itu akhirnya membuat sub brandnya yang diberi nama Poco.
"Proyek ini dimulai setahun lalu, Poco berisikan tim kecil di Xiaomi," kata Alvin Tse, Head of Poco Global kala berbincang beberapa waktu lalu.
Filosofi Poco
![]() |
Barangkali karena Xiaomi sudah begitu besar, untuk melakukan sejumlah gebrakan perlu banyak pertimbangan. Karena itu mungkin mereka membuat sub brand agar luwes bergerak menghadirkan inovasi terkini ke pasaran.
"Kami ingin membuat sesuatu yang berbeda. Kami ingin menghadirkan pengalaman smartphone yang berbeda dengan membuat sub brand," ungkap Alvin.
Kendati ingin membuat sesuatu yang berbeda, Poco punya filosofi yang sama dengan Xiaomi. Mereka berkeinginan menghadirkan teknologi baru untuk semua orang.
Baca juga: Ini Alasan Desain Pocophone F1 Seadanya |
Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi di industri ponsel belakangan ini. Pihak Poco menilai banyak vendor yang menghadirkan teknologi anyar tapi dibanderol cukup tinggi sehingga sulit dijangkau masyarakat luas.
"Kami melihat kurangnya terobosan belakangan ini. Banyak vendor dipaksa melakukan banyak hal, alasan bagus memang untuk sesuatu baru, tapi terkadang tidak sesuai dengan pengguna dan malah menambah biayanya," papar Alvin.
"Kami tidak ingin mengeruk uang dari jualan produk. Tapi lebih ingin menghasilkan produk terbaik, membawa inovasi baru yang sangat bermanfaat bagi pengguna," lanjut pria yang sudah bekerja lima tahun di Xiaomi ini.
Si Kecil yang Ingin Besar
Ketika Xiaomi memutuskan untuk membuat sub brand, tugas pertama mereka tentu menentukan nama. Poco, nama yang dipilih.
Alvin menuturkan Xiaomi coba mencari nama yang mudah diingat dan disebutkan oleh siapapun. Ini belajar dari nama Xiaomi sendiri yang cukup sulit disebut pengguna di sejumlah negara.
"Sebagian pasar susah menyebutkan Xiaomi. Jadi kami mencari nama yang lebih pendek, bisa diucapkan. Poco nama yang mudah," ujarnya.
![]() |
Poco sendiri punya arti. Dalam bahasa Spanyol punya arti kecil. Ada beberapa interpretasi soal kecil, bagi Xiaomi untuk menggambarkan tim Poco yang ukurannya kecil.
"Semua hal besar dimulai dari kecil, tapi kami punya mimpi besar," ungkap Alvin.
"Kami yakin dengan fokus pada hal kecil, ada peluang besar untuk menyuguhkan teknologi berguna ke lebih banyak orang," pungkasnya. (afr/fyk)