Dalam rapat yang digelar pada hari Selasa (22/5) kemarin, Yoshida mengungkap rencana tiga tahun untuk perusahaan. Dari apa yang dipaparkan, rencana tersebut memiliki fokus pada layanan dan area inti yang mendatangkan untung bagi Sony.
"Kami sangat berharap bahwa kami membaca terlalu banyak tentang ini dan Sony terus membuat ponsel. Tapi ini ada beberapa alsan mengapa sebenarnya masuk akan bagi perusahaan untuk mundur dari gadget dan melangkah ke dalam layanan," papar Yoshida seperti dikutip detikINET dari Phone Arena, Kamis (24/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Sony Kenichiro Yoshida. Foto: Twice |
Dari ucapan Yoshida, memang ia hanya menyebut gadget secara umum. Namun, bila mengacu dari bisnis perangkat konsumen yang paling tidak menguntungkan bagi Sony, kemungkinan adalah bisnis smartphone.
Bisnis Sony Mobile terus mengalami kemerosotan. Walau perusahaan masih memiliki brand yang kuat dan dikenal di kalangan pengguna smartphone, perangkat Sony masih belum bisa menarik minat konsumen.
Sebagai gambaran, dalam tahun fiskal 2014 Sony sukses menjual 39,1 juta smartphone. Penjualan ini terus menurun di tahun-tahun fiskal selanjutnya, dimana di tahun 2015 hanya 24,9 juta unit, di tahun 2016 menurutn menjadi 14,6 juta unit, dan di tahun 2017 berkurang kembali menjadi 13,5 juta unit.
Sementara di bisnis game konsol, PlayStation 4 masih menjadi bisnis yang bagus untuk Sony karena pendapatan yang dihasilkan cukup besar, dari streaming, dan lainnya. Walaupun memang Sony tak cuma mengandalkan bisnis gaming untuk menyokong nasibnya. (mag/mag)












































CEO Sony Kenichiro Yoshida. Foto: Twice