Hal itu dikemukakan oleh fotografer David Soong. Menurut dia jika sebelumnya sudah ada fitur boomerang yang sempat meledak di media sosial, terutama Instagram, maka kini giliran video slow-mo yang mengambil alih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bikin video slow motion itu effort-nya gede banget. Harus punya kamera yang harganya ga murah, belum lagi laptop yang harus kuat rendering buat mindahin file-nya," ujarnya saat ditemui dalam suatu kesempatan di Lombok.
![]() |
Dengan hadirnya sejumlah smartphone dengan kemampuan menghasilkan video slow motion berkualitas baik, David percaya kini semua orang mampu membuat rekaman berisi gerakan lambat tersebut. Salah satu yang menurutnya perlu diperhatikan adalah konten dari video itu sendiri.
Bagi David, menghadirkan konten bukan hanya melulu soal kreatifitas dan kualitas, namun juga dekat dengan keseharian si kreator itu sendiri agar mampu menarik perhatian banyak orang. Ungkapannya pun senada dengan hasil riset dari Hubspot.
Data dari perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang pengembangan software ini menunjukkan bahwa 54% pengguna internet pernah mengunggah foto atau video yang mereka sendiri. Selain itu, konten yang relevan dengan keseharian mereka mendapat lebih banyak jumlah penonton sebesar 94% dibandingkan topik di luar hal tersebut.
Baca juga: Mengulas Plus Minus Kamera Galaxy S9+ |
"Momen sehari-hari itu ada banyak banget. Kalau saya seringnya main sama keluarga. Kalau lagi norak-noraknya, apa aja saya bikin slow-mo," ujarnya. Selain itu, terdapat sejumlah momen keseharian lain yang dapat dikreasikan dalam menciptakan konten slow motion yang berkesan, seperti saat bepergian, olahraga, maupun masa-masa romantis.
Untuk itu, David pun menantang para rekan media untuk membuat video slow motion, dalam hal ini lebih dikhususkan pada fitur Super Slow-Mo yang dimiliki oleh Samsung Galaxy S9 dan S9+, di tanah Lombok.
detikINET pun berkesempatan untuk menjajal ponsel teranyar dari pabrikan asal Korea Selatan tersebut. Terdapat tiga rekaman yang berhasil dibuat dengan tema berbeda satu sama lain, yaitu memasak, berenang, dan menari. Galaxy S9 menjadi perangkat yang digunakan dalam membuat ketiga video tersebut.
David sendiri percaya bahwa tren video slow motion dapat meledak dalam enam bulan ke depan, dengan kemungkinan bertahan hingga tahun depan. Meski begitu, ia mengingatkan untuk tidak terlalu sering mengunggah konten yang menggunakan teknik tersebut.
"Kalau sehari sekali mungkin masih oke. Tapi kalau misalnya ada tiga video slow motion berderet, walaupun bagus, bisa enek juga ngeliatnya," ucapnya. (afr/afr)