Ada enam pelajar SMA yang disebut dalam laporan ini, dan semuanya bekerja 11 jam sehari untuk merakit ponsel jagoan Apple tersebut. Hal ini adalah pelanggaran hukum sesuai dengan undang-undang di China.
Para pelajar yang berusia antara 17 dan 19 tahun itu mengaku mereka harus bekerja di pabrik selama tiga bulan sebagai syarat untuk bisa lulus, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (22/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apple dan Foxconn disebut sudah mengetahui kasus pelajar yang bekerja secara lembur di pabrik tersebut. Menurut mereka, pekerjaan itu diambil untuk remedial, alias memperbaiki nilai tugas, dan mereka pun mengaku tak pernah memaksa para pelajar itu untuk bekerja lembur.
"Kami sudah mengkonfirmasi para pelajar ini bekerja secara sukarela, dan bereka diberi kompensasi serta bonus. Namun mereka seharusnya memang tak diperbolehkan untuk bekerja lembur," ujar juru bicara Apple.
Sementara menurut Foxconn, mereka memang bekerja sama dengan pemerintah dan sekolah dalam membuat program magang di pabriknya. Namun mereka juga mengakui kalau bekerja lembur bagi para pelajar itu melanggar aturan yang melarang pelajar untuk bekerja lebih dari 40 jam tiap minggunya.
Saat ini setidaknya ada 300 ribu orang yang bekerja di Foxconn untuk merakit iPhone, dan 3 ribu di antaranya adalah pelajar dari Zhengzhou Urban Rail Transit School, yang diperbantukan untuk merakit iPhone X. (asj/fyk)