Sayangnya, Samsung sempat memiliki pengalaman pahit saat merilis phablet flagship mereka -- Galaxy Note 7 -- yang terpaksa harus dimatikan sebelum disebar secara luas ke pasaran.
Memang kondisi Samsung setelah kegagalan Note 7 sekilas terlihat baik-baik saja, bahkan mereka mencatatkan keuntungan operasional yang lebih besar pada 2016 dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun menurut analis di Hana Financial Investment, kondisi sebenarnya tak sebagus itu. Menurutnya, keuntungan secara keseluruhan boleh saja meningkat, namun keuntungan dari penjualan perangkat kelas atas seperti Galaxy S dan Note merosot ke titik yang paling rendah, yaitu 29%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keuntungan Samsung dari ponsel flagship berada di titik tertingginya pada kuartal kedua 2013, saat Galaxy S4 laris bak kacang goreng di pasaran. Saat itu, penjualan ponsel flagship Samsung berkontribusi sebanyak 75%.
Baca juga: Si Cantik Dian Sastro dan 'Si Seksi' Galaxy S8
Namun setelah itu kontribusi dari perangkat kelas menengah dan bawah terus meningkat -- menggerus kontribusi kelas flagship -- dan kini menjadi penghasil keuntungan terbesar Samsung, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Kamis (30/3/2017).
Kini, patut ditunggu bagaimana kiprah Galaxy S8 sebagai ujung tombak utama Samsung di kelas flagship. Semoga saja, ponsel premium ini bisa menjadi titik balik Samsung, termasuk menjaga gengsi mereka di kancah teratas pasar ponsel dunia. (asj/ash)