"5G itu bukan cuma pengembangan biasa dalam konektivitas, atau cuma generasi mobile yang baru. 5G akan menjadi jenis baru jaringan, mendukung perangkat yang banyak macamnya dengan skala, kecepatan dan kompleksitas yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Stephen kepada media di ajang CES 2017 di Las Vegas yang turut dihadiri detikINET.
"5G akan memiliki dampak yang mirip dengan saat perkenalan listrik atau mobil, berpengaruh terhadap seluruh perekonomian dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: fyk/detikcom |
Itu memungkinkan misalnya virtual reality ditayangkan secara real time dan kendaraan otonom beroperasi secara mulus dalam kehidupan sehari-hari. Streaming VR secara langsung dengan kualitas audio dan gambar yang tinggi bukan lagi masalah, yang berguna misalnya untuk menonton konser.
Di bidang Internet of Things, Qualcomm memperkirakan kedatangan era 5G akan membuat semua perangkat digital berkomunikasi satu sama lain tanpa memerlukan kabel atau instalasi. Kombinasi chip lebih baik serta koneksi lebih cepat membuat streaming data akan begitu cepatnya sehingga menurut Stephen nantinya kabel USB tak dibutuhkan lagi.
Qualcomm juga menghadirkan platform bernama Snapdragon Flight, berupa chip yang beratnya lebih ringan dari baterai AA dan memungkinkan drone di masa depan memetakan dunia sekitarnya tanpa memerlukan komputer eksternal lagi.
Chip terbaru Qualcomm, yakni Snapdragon 835 pun seakan membuka jalan ke era 5G. Selain mendukung konektivitas super cepat yang secara teori mampu mencapai 1 Gbps, chip tersebut juga bisa digunakan untuk menjadi otak perangkat virtual reality.
Dunia saat ini sedang berada di era 4G, termasuk Indonesia yang belum begitu lama memulai. Beberapa pendapat menilai 5G baru akan lepas landas di sekitar tahun 2020. Namun Qualcomm dan para perusahaan lain yang terlibat telah giat mempersiapkan era yang sepertinya sangat menarik buat jagat teknologi tersebut.
Saksikan video 20detik di sini:
(fyk/afr)
Foto: fyk/detikcom