Adalah Phil Schiller, SVP Marketing Apple yang langsung menanggapi tudingan tersebut melalui akun Twitter-nya. Dalam kicauannya itu Schiller menyebut hasil pengujian Consumer Report tak sesuai dengan pengujian secara mendalam yang dilakukan di laboratorium Apple.
Kemudian Schiller juga menyebut Apple akan bekerja sama dengan Consumer Report untuk mengetahui kenapa hasil pengujian baterai MacBook Pro yang dilakukan bisa seperti itu, demikian dikutip detikINET dari Tech Crunch, Minggu (25/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laptop ini sukses melewati pengujian layar dan performa, namun dalam daya tahan baterai kami menemukan model-model ini mendapat hasil yang terlalu bervariasi dari pengujian satu dan lainnya," tulis Consumer Report dalam postingan blognya.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, Consumer Report menguji tiga model MacBook Pro berbeda yang mereka beli dari toko ritel. Hasilnya, seperti sudah disebutkan, daya tahan baterai setiap laptop tidak konsisten alias berbeda-beda, bahkan dalam laptop yang sama.
Sebagai contoh, MacBook Pro dengan Touch Bar dalam pengujian pertama mampu bertahan selama 16 jam, lalu berubah menjadi 12,75 jam dan terakhir menjadi 3,75 jam. Inkonsistensi ini juga terjadi pada model MacBook Pro yang lain.
"Apple menyebut komputer-komputer ini bisa beroperasi lebih dari 10 jam, namun sejumlah konsumen di forum support Apple melaporkan mereka cuma bisa menggunakan laptopnya selama 3-4 jam sebelum baterainya habis," tulis Consumer Report.
Dalam pembaruan software terakhirnya, Apple menghilangkan penanda sisa baterai yang biasanya muncul di bagian kanan atas layar. Hal ini dilakukan Apple setelah muncul banyak keluhan soal daya tahan baterai yang tak konsisten. (asj/mag)