Banyak notebook yang dijual di pasaran dilengkap sensor sidik jari atau pemindai retina untuk sistem keamanan. Tapi kedua teknologi tersebut masih bisa dibobol.
"Sidik jari bisa ditiru, begitu pula dengan retina mata," kata Ewin Tan, Country Head Infrastructure Service & Solution Fujitsu Indonesia saat ditemui usai penandatanganan kerja sama dengan PT Synnex Metrodata Indonesia di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (14/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Ewin, teknologi ini menggunakan sistem pembulu darah vena pada telapak tangan. Alhasil sulit untuk ditiru atau diduplikasi dengan lain. "Tingkat kesalahannya mencapai 0,0001%," katanya.
Awalnya sistem keamanan biometrik ini dibuat dalam perangkat yang cukup besar. Kala itu masih terbatas penggunananya di kalangan perbankan, rumah sakit dan perusahaan.
Pada perkembangannya, Fujitsu membuat PalmSecure menjadi lebih kecil. Sehingga dapat diaplikasikan di perangkat mobile.
"Awalnya memang sensor terpisah, lalu kami buat yang lebih tipis lagi, sehingga kami bawa di notebook," pungkas Ewin.
Saat ini, teknologi PalmSecure tersemat di jajaran notebook Fujitsu Serie S dan U series terbaru. Kedua perangkat tersebut menyasar kalangan enterpirse dan komersial. (afr/fyk)