"Orang memang harus melihatnya untuk percaya," kata Steve Chao, CEO Turing Robotic Industries (TRI) ketika coba menjawab keraguan yang dilontarkan banyak pihak. "Saya rasa reaksinya (orang-orang) tepat seperti yang diperkirakan," imbuhnya.
Ponsel dengan RAM 6 GB saja sudah dianggap berlebihan. Lantas apa sebuah ponsel sudah perlu pakai lebih dari satu prosesor? Mungkin itu pertanyaan paling mendasar untuk Turing. Jawabannya ternyata cukup sederhana, produsen ini menganggap ponsel saat ini tak lagi layak disebut sebagai ponsel bila melihat beban yang harus ditanggungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ponsel sekarang tak lagi berfungsi sebagai ponsel, perangkat ini telah berevolusi dari sekadar alat untuk menelepon jadi perangkat serba bisa yang menggabungkan sebuah dekstop PC, kamera, GPS, konsol game, dan banyak lagi," kata Chao, seperti detikINET kutip dari Tech Radar, Selasa (18/10/2016).
"Kita harus melihat ke masa depan, bukan hari ini atau masa lalu. Suatu hari, ponsel akan melampaui kemampuan komputer desktop, baik secara performa maupun komputasi untuk menangani aplikasi. Lubang hitam ini yang bernama 'ponsel' akan terus menyedot fungsi dari perangkat digital lainnya," imbuhnya.
Jadi kalau ditanya apakah Cadenza sungguh nyata atau cuma cari sensasi? Turing kelihatan benar-benar ingin mewujudkannya. Namun memang tidak bisa cepat, karena spesifikasi yang disyaratkan tidak main-main.
Di sisi lain, tak seperti produsen lainnya yang sudah mapan soal urusan dana, Turing juga mengaku hanya mengandalkan bantuan dari partner. Tak ada sokongan dana besar dari investor. Jadi jangan banyak tanya kalau pengembangan Cadenza bakal seret. Meski demikian Chao tetap berharap Cadenza sudah bisa diumumkan pada tahun 2017 mendatang. (yud/ash)