Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (29/9/2016), BlackBerry akan melakukan sistem outsource, di mana pengembangan dan desain smartphone yang menggunakan mereknya, akan dilakukan oleh pihak lain. Mereka hanya menerima royalti dari penjualannya. Ke depan, BlackBerry fokus pada bisnis software
Banyak yang menyebut keputusan ini adalah akhir sebuah era. BlackBerry pernah begitu berjaya dengan handset buatannya, yang unggul dalam hal keyboard fisik serta sekuriti. Tapi persaingan keras menjatuhkan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chen sebelumnya sudah mengatakan bahwa bulan September merupakan penentuan apakah BlackBerry masih serius berkiprah di bisnis smartphone. Kini jawabannya sudah terungkap dan keputusan di atas ternyata disambut baik oleh investor dan analis. Saham BlackBerry langsung naik 4%.
"Ini memang sebuah keputusan yang masuk akal dan mungkin malah sudah terlambat. Pendapatan dari software adalah yang seharusnya menjadi fokus mereka," kata John Jackson, analis di biro riset IDC.
Mencoba banting setir sejak tahun lalu dengan merilis handset Android, penjualan BlackBerry memang tak kunjung menggembirakan. Divisi handsetnya tidak juga meraih keuntungan.
Sistem lisensi BlackBerry sendiri sudah dilakukan dengan vendor ponsel Indonesia, TiPhone dengan perusahaan baru bernama BB Merah Putih. BB Merah Putih ini akan membuat dan memprodusi handset BlackBerry untuk pasar Indonesia.
BlackBerry kabarnya juga sedang menjajaki kemitraan yang sama dengan perusahaan di China serta India. Memang di berbagai negara berkembang, merek BlackBerry masih cukup menjual. (fyk/rou)











































