"New Gear VR (di Indonesia) nanti kita akan launching barengan dengan Galaxy Note 7. Kamera Gear 360, tinggal tunggu kapan masuk Indonesia. Jadi kita mau bikin konsumen lebih nyaman lagi dengan experience yang lengkap, bisa create content, edit dan menikmatinya," kata Marketing Director IM Bussines Samsung Indonesia Vebbyna Kaunang, usai peluncuran Galaxy Note 7 di New York, Amerika Serikat pekan lalu.
Dikatakan Vebbyna, VR tak sekadar mainan. Bagi Samsung, teknologi baru ini potensial untuk membidik segmen business to business (B to B), seperti pengembang apartemen atau untuk kepentingan lain seperti di rumah sakit atau sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Vebbyna, segmen B to B maupun hiburan sangat potensial dimasuki VR. Karenanya, Samsung juga akan melibatkan developer lokal untuk mengembangkan konten VR bagi perangkat Samsung.
"Full ekosistem VR memang baru Samsung yang menyediakan full experience. Rencananya dukungan VR ini juga akan diturunkan ke (Galaxy) A series, karena targetnya memang generasi milenial, untuk mereka connect ke (Gear) 360," sebutnya.
Sejauh ini, dukungan VR memang hanya ada di ponsel kelas atas Samsung seperti Galaxy S7, Galaxy S7 Edge dan yang terbaru Galaxy Note 7.
Untuk mendukung rencananya tersebut, Samsung juga rajin mengenalkan VR melalui berbagai acara kampus dan developer. Misalnya, sejak awal tahun ini, saat meluncurkan Gear VR di Indonesia, Samsung menyambangi sejumlah kampus.
"Gak fokus di university saja, kita juga mau menjangkau lebih banyak konsumen untuk experience ini. Makanya kita juga ada semacam roadshow, menyediakan experience ke berbagai mall," tutupnya. (rns/ash)
