Rencana Futuristik Google dan Surat Terbuka Sang Nakhoda
Hide Ads

Laporan dari Mountain View

Rencana Futuristik Google dan Surat Terbuka Sang Nakhoda

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 18 Mei 2016 16:44 WIB
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II
Mountain View, California - Untuk mengulik bocoran apa saja yang mungkin terkuak saat ajang Google I/O 2016 digelar, mungkin ada baiknya kita membaca terlebih dulu surat terbuka yang dituliskan oleh sang pemimpin perusahaan.

Seperti detikINET kutip dari GoogleBlog, Rabu (18/5/2016), surat yang dikenal sebagai Founder's Letter ini biasanya dituliskan oleh Larry Page dan Sergey Brin, duet pendiri Google, ke dalam blog.

Namun surat untuk para pemegang saham yang biasanya berisi rangkuman hal yang dilakukan Google selama setahun, serta visi perusahaan di masa depan, kali ini tak lagi ditulis oleh mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kali ini Larry dan Sergey menyerahkan kebiasaan tersebut ke CEO Google yang baru, Sundar Pichai. Di dalam blog itu, Sundar telah dipercaya sebagai penerus tongkat estafet Google di masa depan. Lantas, apa saja yang jadi visi Google kali ini?

Menurut Pichai, salah satu alasan dibentuknya perusahaan induk Alphabet adalah untuk meruncingkan fokus bisnis Google. Sebagai mesin pencari, Google ingin menjadi platform utama bagi masyarakat untuk mendapatkan semua informasi di dunia ini.

Untuk itu, Google berupaya mengembangkan sistem pencarian yang lebih memudahkan netizen, baik via komputer maupun mobile. Antarmukanya dibuat lebih ramah pengguna, semua informasi (teks, gambar, dan video) dikategorikan dengan rapi.

Pichai mengklaim pencarian menggunakan perintah suara alias voice command juga meningkat. Maka tak ada lagi hambatan bagi netizen untuk mencari informasi secepat mungkin. Jika terlalu malas untuk mengetik, pengguna cukup bersuara untuk mengulik informasi yang dibutuhkan.

Ke depan, Google menargetkan sistem pencarian yang lebih memahami konteks, situasi, dan kebutuhan pengguna. Tentu saja, hal-hal itu dilakukan dengan tetap menghormati hak privasi pengguna.

Machine Learning dan Artificial Intelligence

Menurut Pichai, kunci utama dari semua kecanggihan teknologi yang ditawarkan Google adalah machine learning dan artificial intelligence (AI).

Dua elemen teknologi tersebut kurang lebih berfungsi mempelajari manusia, merumuskan pola perilaku manusia, dan bersikap seakan-akan seperti manusia.

Machine learning dan AI memungkinkan pengguna memakai perintah suara untuk mencari informasi, menerjemahkan situs berbahasa A ke bahasa B, menyaring spam dari email, dan menuntaskan masalah-masalah lain di kehidupan masyarakat modern.

Maret lalu, tim Google menggodok sebuah program yang diproyeksikan mampu mengalahkan gamer profesional dengan teknik bermain paling ruwet sekalipun. Implikasinya adalah revolusi di dunia game. Komputer tak akan lagi jadi lawan game yang membosankan. Kemampuannya bakal sama dengan manusia.

AI juga ditargetkan akan membantu manusia menyelesaikan pekerjaan rumah, bahkan turut menanggulangi perubahan iklim dan penyembuhan kanker.

Informasi Tanpa Batas

Pada awal mula internet, penggalian informasi semata-mata dilakukan melalu penjelajahan situs versi PC. Seiring migrasi ke arah mobile, semakin banyak netizen yang menuntut informasi lintas media.

Mereka semakin banyak menonton video, semakin sering bermain game, semakin candu mendengar musik, semakin gila baca buku, dan semakin tak bisa lepas dari aplikasi mobile.

Untuk itu, Google mengklaim terus meningkatkan performa YouTube dan Google Play. Dua divisi tersebut dianggap paling mengakomodir kebutuhan visual dan kebutuhan mobile pengguna.

Google tak ingin YouTube sekadar didefinisikan sebagai perpustakaan video, namun juga tempat membangun komunitas yang solid.

Para kreator dirangkul untuk bertukar pikiran soal hal-hal yang perlu dikembangkan dari YouTube. Penikmat YouTube pun diharapkan bisa memaknai platform tersebut sebagai wadah bersosialisasi.

Kejayaan Platform Komputasi

Ada masa dimana komputasi dimaknai sebagai komputer besar di meja kerja. Lalu dalam kurun waktu relatif cepat, ukuran prosesor dan sensor berevolusi menjadi kecil dengan harga murah.

Saat itulah era perangkat mobile dimulai. Google mengambil kesempatan itu dengan membangun ekosistem Android. Kini, sistem operasi tersebut menjalankan mayoritas smartphone di muka bumi.

Tak puas sampai di smartphone, Android menyelinap pada pergelangan tangan manusia menjadi "Android Wear". Menamai diri sebagai arloji pintar alias smartwatch, Android Wear hendak meningkatan konektivitas yang lebih fleksibel.

Lalu, bersamaan dengan upaya pengembangan Android Wear, Google pun turut meramaikan industri virtual reality. Tak cuma Google, vendor kawakan lain semacam Samsung, LG, dan Apple juga mulai fokus menggarap perangkat tersebut.

Platform Berbasis Awan

Tak melulu menyasar masyarakat umum, Google pun ingin menggarap pasar bisnis alias enterprise. Memanfaatkan infrastruktur yang dinamai Google Cloud Platform, Google memasarkan sistem teknologi profesional untuk perusahaan yang mengandalkan teknologi.

Sederhananya, Google menjual sistem komputasi berbasis cloud. Sistem tersebut dijamin memudahkan perusahaan untuk memonitor perkembangan perusahaan.

Sifatnya dikatakan otomatis, mengandalkan machine learning, penyimpanan fleksibel, hemat biaya, memiliki beragam tool yang produktif, serta mampu menganalisa pertumbuhan perusahaan secara tepat.

Di ranah ini, Google bersaing dengan Amazon Web Services dan Microsoft Azure. Masing-masing memiliki kelebihannya sendiri.

Internet untuk Semua Orang

Google yakin internet membawa peradaban baru yang bisa menguntungkan semua orang. Misalnya, dengan memanfaatkan Google Cloud Platform, banyak orang yang bisa membuat aplikasi mobile dan memasarkannya untuk mencari duit.

Di lain sisi, lewat YouTube, kreator bisa menciptakan beragam jenis video. Baik berkaitan dengan game, musik, mapuan video blog (vlog). Dari situ, kreator bisa mencari duit jika pageview-nya menjanjikan. Misalnya, melalui kerja sama iklan dengan brand tertentu, atau melalui iklan yang mengalir dari Google.

Mekanisme serupa juga dialami para blogger yang aktif di blogspot. Jika banyak yang mengunjungi blog mereka, akan banyak pula iklan yang ingin nebeng. Dari situ, pundi-pundi uang bisa dikumpulkan.

Jika semuanya sama-sama diuntungkan dengan solusi-solusi dari Google, atau istilahnya win-win solution, maka slogan 'don't be evil' yang dianut Google rasanya masih relevan.

detikINET sendiri akan terus melaporkan langsung apa saja rencana masa depan Google selama ajang I/O 2016 berlangsung. Simak terus laporannya langsung dari Mountain View, California, Amerika Serikat. (rou/fyk)