Diberondong pertanyaan seperti itu, Hee Gyun Jang, Head of Mobile Communication Division PT LG Electronics Indonesia mengatakan, beberapa pertimbangan yang akhirnya membuat vendor asal Korea Selatan itu sepakat memasarkan G5 SE ke Indonesia ketimbang G5. Yang pertama menurut Jang adalah soal pilihan.
Baik G5 maupun G5 SE sendiri memang hanya memiliki perbedaan prosesor dan besaran RAM. Meski demikian, hal tersebut tidak menghilangkan nilai flagship di antara ke duanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan kedua adalah soal teknologi selular carrier agregation. Seperti diketahui G5 dilengkapi dengan chipset Snapdragon 820, dimana chipset tersebut mampu mendukung carrier agregation hingga tiga band.
Sementara untuk G5 SE dipersenjatai dengan chipset Snapdragon 652 yang hanya mampu mendukung carrier agregation dua band.
Sedangkan seperti diketahui, di Indonesia saat ini sejumlah operator selular hanya mampu menyediakan teknologi carrier agregation dual band, yakni 1.800 MHz dan 900 MHz.
"Kalau kami bawa yang G5 maka akan jadi percuma. Karena operator di sini pun belum ada yang sanggup menyediakan carrer agregation tiga band," lanjut Jang.
Selain itu, untuk masalah harga, Jang menuturkan jika tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. "Hanya berkisar Rp 1 juta," pungkasnya.
Dengan begitu, bila LG G5 SE dibanderol dengan harga Rp 8 juta, maka asumsinya untuk harga G5 adalah Rp 9 juta.
(mag/ash)