Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Perbankan Indonesia Tergoda Samsung Pay

Perbankan Indonesia Tergoda Samsung Pay


Muhammad Alif Goenawan - detikInet

Foto: detikINET/M. Alif Goenawan
Jakarta - Hingga saat ini Samsung masih berupaya keras agar Samsung Pay bisa dinikmati konsumennya di Indonesia. Dan laporan terbaru mengatakan sejumlah bank di Indonesia mengaku tertarik mengadopsi sistem pembayaran digital milik raksasa teknologi Korea Selatan itu.

"Sejauh ini masih dalam proses pengkajian dengan beberapa pihak, termasuk perbankan. Dan mereka mengaku tertarik dengan layanan kami," klaim Jo Semidang, Corporate Marketing Director Samsung Electronics Indonesia ketika ditemui detikINET di Samsung Experience Store Gandaria City, Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Menurut Jo ketertarikan itu tak lain karena Samsung Pay sudah menggunakan teknologi Magnetic Secure Transaction, di mana pembayaran bisa dilakukan pada mesin Electronic Data Capture (EDC) yang beredar saat ini, tak perlu mesin khusus. "Itu yang membuat bank tertarik karena tidak ada investasi lebih seperti mengganti perangkat EDC lagi," tutur Jo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dari sisi kesiapan penggunanya, Jo menuturkan bahwaΒ  Samsung Pay seharusnya sudah bisa diterima masyarakat Indonesia dengan baik. Hal ini karena sesuai dengan tren e-commerce yang sedang marak di Indonesia.

"Masalah utama di e-commerce ini kan sebenarnya payment, secure payment. Samsung Pay ini bisa menjembatani permasalahan itu. Pengguna kartu kredit di Indonesia ini menarik, jumlahnya tidak banyak tapi satu orang bisa menggunakan lebih dari satu kredit. Dari segi kenyamanan, kartu kredit yang banyak itu bisa digabung jadi satu di Samsung Pay," tutur Jo.

Dari segi keamanan, Samsung pun telah menyiapkan sistem keamanan bernama Knox. Jadi menurutnya pengguna tak perlu khawatir dengan keamanan kartu kreditnya.

Sayang, Jo tidak bisa memberikan gambaran kapan Samsung Pay siap beredar di Indonesia, meskipun negara tetangga, Singapura, sudah mengadopsinya. Seperti yang dikatakan di awal, pihaknya saat ini masih sebatas melakukan kajian. (mag/fyk)
TAGS





Hide Ads