Pasalnya, belum ada insentif yang diberikan pemerintah untuk vendor ponsel dalam memenuhi aturan TKDN tersebut.
"Misalnya, untuk mengimpor komponen-komponen ponsel masih terkena pajak, padahal komponen itu jumlahnya banyak sekali," ujar Marcia Sun, Country Manager Infinix Indonesia selepas peluncuran Infinix Hot 3 di Jakarta, Kamis (24/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sun mencontohkan di sebuah negara di Afrika (tanpa menyebutkan nama negara), pemerintahnya menerapkan pajak untuk ponsel yang diimpor.
Meski begitu, Infinix mengaku tetap akan mengikuti aturan yang diterapkan pemerintah Indonesia. Untuk mengakalinya, Infinix menggandeng Haier untuk merakit ponsel-ponsel 4G Infinix di pabriknya di Cikarang, Jawa Barat.
![]() |
Setidaknya, saat ini ada dua ponsel 4G Infinix yang sudah dirakit di Cikarang, yaitu Zero 3 dan Hot 3 X553, meski angka kandungan dalam negeri di kedua ponsel tersebut belum mencapai 20% seperti yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
"Belum sampai 20% kandungan dalam negerinya, tapi tetap bisa dipasarkan karena sudah didaftarkan sejak lama. Kami masih butuh waktu tambahan untuk mencapai angka 20%," tambah Anis Thoha, Marketing Manager Infinix Indonesia dalam acara yang sama.
Sementara untuk Zero 3 yang sudah dirilis beberapa waktu yang lalu, kini sudah bisa menggunakan jaringan 4G karena sudah memenuhi aturan TKDN. Sebagai catatan, saat diluncurkan ponsel tersebut belum bisa menggunakan jaringan 4G yang sengaja dikunci karena belum memenuhi aturan tersebut. (asj/rns)












































