Lucky Sebastian, Gadget Enthusiast, mengungkapkan bahwa mungkin saja tren ponsel RAM 6 GB yang dibawa Vivo XPlay 5 Elite ini bakal menjadi tren.
Namun dengan catatan, yakni jika 'percobaan' Vivo ini berhasil mendapatkan banyak penggemar alias Vivo XPlay 5 yang dibekali RAM 6 GB tersebut ramai pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi tahun 2016 sepertinya belum akan hype RAM 6 GB ini, mungkin tahun depan," kata sesepuh komunitas gadget Gadtorade ini saat berbincang dengan detikINET, Kamis (3/3/2016).
"Tetapi jika vendor sudah bisa membuat RAM 6 GB untuk mobile, biasanya memang sudah diprediksi dan didorong akan menjadi tren nantinya," lanjutnya
Pemakai smartphone sendiri secara umum biasanya memiliki kesamaan pandangan, yakni soal berapa banyak aplikasi yang sebenarnya senantiasa terbuka di multitasking yang menyita RAM.
"Ini biasanya bisa menentukan berapa besar RAM yang optimal, karena sepertinya jarang sekali pemakai yang membutuhkan puluhan aplikasi berjalan bersamaan dalam multitasking," Lucky menambahkan.
Ia pun menilai saat ini sejatinya manajemen RAM di Android semakin baik, sehingga mungkin peran RAM 6 GB ini belum bakal terlihat alias akan 'sia-sia'. Mengingat aplikasi yang ada sekarang, standarnya belum meminta RAM yang sedemikian besar untuk berjalan.
Memang banyak tipikal orang berpikir, RAM semakin besar semakin baik, memungkinkan multitasking dengan baik, karena aplikasi tersimpan di RAM lebih cepat berjalan dibanding harus load dari memory storage.
Tetapi saat ini kalau kita perhatikan tidak semua brand sanggup memanfaatkan dengan optimal RAM yang disediakan. "Dan kadang memang pandangan yang terbentuk di para pengguna atau konsumen awam sering hanya memandang angka-angka saja, seperti mega pixel kamera yang besar, RAM yang besar, inti (core) prosesor yang lebih banyak, dianggap lebih oke," kata Lucky.
Dimana terkadang pandangan tersebut bisa jadi godaan kepada vendor, untuk memberikan saja apa yang konsumen anggap oke. Karena menyangkut strategi marketing juga, untuk mendapat sorotan atau perhatian, baik untuk branding.
Padahal bahkan untuk level di RAM 3 GB saja, banyak vendor tidak berhasil memanfaatkannya dengan optimal, karena ini perlu diatur dari sisi manajemen RAM baik pada OS, user interface (UI) maupun kernel.
"Jadi banyak orang mengira dan mengukur bahwa sisa RAM yang besar lebih baik. Padahal sisa RAM yang terlalu besar berarti waste RAM," pungkasnya. (ash/yud)