Pasar Profesional Display Merangsek Naik, Tapi...
Hide Ads

Laporan dari Kuala Lumpur

Pasar Profesional Display Merangsek Naik, Tapi...

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Senin, 01 Feb 2016 16:03 WIB
Willy Sentosa (Foto: detikINET/M. Alif Goenawan)
Jakarta - Perlahan namun pasti, pasar perangkat enterprise seperti profesional display di Indonesia mulai tumbuh. Namun sayangnya pertumbuhan tersebut terbilang masih kecil bila dibandingkan dengan pasar perangkat untuk konsumer.

Berdasarkan data yang diambil dari institusi riset, Future Source, laju pertumbuhan majemuk tahunan atau CAGR pasar perangkat profesional display --termasuk di dalamnya smart signage dan sebagainya β€” diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 33% dari tahun 2014 hingga 2018.

Menurut Head of CE Enterprise Business PT Samsung Indonesia Willy Sentosa, tren marketing di Indonesia sekarang sudah mulau berubah dari yang sebelumnya analog ke arah digital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terbilang tumbuh, namun porsinya terbilang kecil dengan kontribusi kuantitas hanya sekitar 20%. Porsi terbesar masih diambil oleh produk konsumer. Hal ini disebabkan karena mereka yang berkecimpung di segmen B2B (Business to Business) masih belum memiliki kesadaran akan perangkat tersebut.

Malah mereka cenderung menggunakan perangkat yang B2C (Business to Consumer) untuk menunjang kebutuhan B2B-nya. "Kalau kita lihat, banyak dari para pelaku enterprise yang menggunakan produk yang seharusnya ditaruh di rumah, dipakai untuk kebutuhan B2B. Sah-sah saja, tapi tentu itu tidak pada tempatnya," papar Willy kepada sejumlah awak media di sela-sela acara Samsung Forum, di PICC, Malaysia, Senin (31/1/2016).

Lebih lanjut Willy mengatakan hal ini disebabkan faktor kesadaran. "Mereka itu tidak tahu kalau ada produk yang khusus untuk kebutuhan itu. Oh ada toh produknya," ujar Willy menirukan.

Selain faktor kesadaran, adapula faktor masalah harga. Dikatakan Willy, produk enterprise memang lebih malah dari konsumer. Namun, kembali lagi, ada harga ada rupa.

"Harga lebih mahal karena memang dari segi kegunaan, fungsi, serta fiturnya jauh berbeda. Seperti misalnya daya tahan atau masa menyala hingga dua kali lipat dan tingkat kecerahan," tambah Willy. Hal ini terlihat pula dari kontribusi pendapatan terbilang tinggi dengan raihan persentase sekitar 40%.

Di saat yang bersamaan Willy juga memaparkan hasil data perolehan posisi market share profesional display yang diraih oleh Samsung. Dari data Future Source, di Q3 2015 vendor asal Korea Selatan ini menempati posisi pertama dengan raihan persentase 52% untuk profesional display di Indonesia.

"Itu dari segi kuantitas. Kalau dari segi pendapatan Samsung juga berada di posisi nomor satu dengan raihan 41%. Ini artinya Samsung masih tetap memimpin pasar profesional display di Indonesia," tegas Willy.

Samsung memang akan terus menggempur pasar profesional display Indonesia di tahun 2016. Melalui Samsung Forum 2016 yang berlangsung di Malaysia, Samsung mengumbar sejumlah perangkat profesional display terbarunya, salah satunya adalah layar OHD terbaru.

(mag/ash)