Dalam sebuah korespondensi pasca keluarnya laporan bisnis Apple, Cook menyebut bahwa salah satu alasan penurunan penjualan iPhone adalah terkait harga. Dimana hal ini juga dipengaruhi oleh nilai tukar dolar yang begitu kuat, sehingga ketika masuk ke negara lain, harga iPhone jadi begitu mahal.
"Pergerakan nilai tukar mata uang dunia sangat berpengaruh dengan hasil yang kami peroleh, mengingat dua per tiga pendapatan (Apple) berasal dari luar AS," kata Cook.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, saat Apple terus menaikkan harga iPhone dari USD 687 menjadi USD 691. Sejatinya, mereka juga mengakui bahwa para konsumen Apple tengah 'menderita' terhadap kondisi ekonomi negaranya yang terpuruk.
Cook menyebut China, Brasil, Rusia, Jepang, Kanada, Australia, Asia Tenggara, Turki dan banyak negara Eropa tengah terpuruk dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi, dikutip detikINET dari Business Insider, Kamis (28/1/2016).
Ditambah lagi serangan si robot hijau Android, yang kebanyakan perangkatnya dijual dengan harga lebih murah dari iPhone. Hasilnya? Pangsa pasar Android meningkat di banyak negara kecuali China pada kuartal terakhir kemarin. (asj/ash)