Netflix melakukan ekspansi bisnis agresif dengan menyediakan layanan streaming televisinya ke 190 negara, termasuk Indonesia. Namun langkah mereka masih terganjal di pasar dengan populasi terbesar yaitu China. Ada apa gerangan?
Reed Hastings, pendiri dan CEO Netflix, menyatakan pihaknya masih mendiskusikan soal peluncuran Netflix dengan pemerintah China. Namun ia mengakui masih butuh waktu untuk mencapai kesepakatan. Selain China, wilayah lain yang belum terjangkau Netflix misalnya Korea Utara, Suriah dan Crimea.
"China adalah negara yang sangat besar, ada semiliar orang China yang kami ingin berikan akses pada konten Netflix," kata Hastings yang detikINET kutip dari BBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi selain masalah izin, pasar China dinilai sukar dikuasai Netflix karena marak pesaing. "China akan sukar ditaklukkan karena ada 3 layanan domestik kuat yang sudah eksis," ucap Mike Goodman, analis Strategy Analytics.
Langkah Netflix berekspansi ke banyak negara membuat beberapa analis terkejut. "Kami memang memperkirakan Netflix akan menjangkau ke mana mana tapi hal ini terjadi lebih cepat," ucap Fernando Elizalde dari biro riset Gartner.
"Namun perlu diingat kalau di beberapa negara dengan ekonomi berkembang, hanya orang di area perkotaan yang akan bisa menggunakannya karena keterbatasan internet," begitu pendapatnya. (fyk/ash)