Snapdragon 820 Cuma Quad Core, Qualcomm: yang Penting Kualitasnya
Hide Ads

Laporan dari Hong Kong

Snapdragon 820 Cuma Quad Core, Qualcomm: yang Penting Kualitasnya

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 16 Sep 2015 06:46 WIB
presentasi snapdragon 820 (asj/detikINET)
Hong Kong, -

Di Snapdragon 820, Qualcomm 'hanya' menggunakan prosesor dengan empat inti. Padahal para saingannya memilih untuk memakai lebih banyak core, dan Qualcomm menyebut bahwa jumlah core itu bukanlah segalanya.

Samsung di Exynos 7420 menggunakan delapan core, yang terbagi dua yaitu empat core kencang dan sisanya berkecepatan lambat untuk pemrosesan yang lebih ringan. MediaTek lebih heboh, karena prosesor Helio X20-nya punya 10 core.

Qualcomm pun sebenarnya pernah menggunakan 8 core di prosesor flagshipnya, yaitu Snapdragon 810. Namun mereka meninggalkan teknologi octa core itu dan kembali menggunakan prosesor quad core di Snapdragon 820.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Murthy Renduchintala Executive VP Qualcomm , pihaknya tak perduli jumlah core yang ada di dalam prosesornya. Dikatakannya, jumlah core yang lebih banyak tak melulu berarti punya performa yang lebih bagus juga.

Dan Renduchintala juga tak segan-segan menyebut bahwa Snapdragon 820 ini punya performa yang sangat tinggi, berikut konsumsi daya yang irit. Menurutnya, teknologi FinFET 14nm untuk membuat inti prosesor punya andil besar dalam pencapaian ini.

"Kami tak perduli terhadap jumlah core yang ada di prosesor, kami hanya perduli terhadap kualitas tiap core kami," ujarnya saat memberikan keynote di 3G/LTE Summit, di Hong Kong, Selasa (16/9/2015).

Lebih lanjut, hal itu dielaborasi oleh Mark Shedd, Director Marketing Qualcomm saat sesi roundtable dengan sejumlah wartawan, termasuk detikINET. Shedd menjelaskan mengapa Snapdragon 820 buatan Qualcomm tak perlu menerapkan teknologi octa core atau lebih.

Menurutnya, teknologi octa core yang digunakan oleh para pesaingnya itu punya konsep yang sama. Yaitu empat core berkecepatan tinggi untuk komputasi yang lebih berat, serta sisanya berkecepatan rendah untuk pemrosesan ringan yang ada di ponsel pintar.

Qualcomm, menurut Shedd tak perlu menerapkan hal itu karena mereka punya teknologi sendiri untuk menghemat daya listrik saat ponsel sedang melakukan komputasi ringan. Yaitu Hexagon 680 digital signal processor (DSP).

DSP ini akan mengambil alih 'pekerjaan-pekerjaan' ringan yang tak perlu dilakukan oleh inti prosesor. Contohnya ketika ponsel dipakai untuk memutar musik, yang tentu tak membutuhkan tingkat komputasi yang tinggi.

Selain itu, DSP juga bisa mengerjakan hal yang perlu dilakukan secara terus menerus, seperti menghitung jumlah langkah, ataupun mendeteksi lokasi menggunakan sensor GPS. Dengan memanfaatkan DSP untuk mengerjakan hal seperti ini, konsumsi daya listrik pun akan berkurang drastis.

"DSP bisa menggantikan kerja prosesor untuk aplikasi yang tak butuh banyak tenaga jadi prosesor utama bisa dimatikan secara total untuk mengirit konsumsi daya," pungkas Shedd dalam sesi tersebut.

Ketika si pengguna ponsel juga menggunakan perangkat wearable, DSP ini pun bisa menjadi solusi pengirit baterai. Karena ketika ponsel secara terus menerus terhubung dan mengambil data dari perangkat wearable, DSP lah yang berperan dalam pekerjaan tersebut.

(asj/yud)
Berita Terkait