Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Cerita Galaxy Note: Dulu Dicaci, Kini Dicintai

Cerita Galaxy Note: Dulu Dicaci, Kini Dicintai


Ardhi Suryadhi - detikInet

Vebbyna Kaunang. (ash/detikINET)
Jakarta - "Gede banget! Siapa yang mau pakai handphone sebesar itu?," demikian kira-kira suara sinis yang diterima Samsung saat meluncurkan Galaxy Note generasi pertama pada tahun 2011 lalu.

Memang, saat pertama kali muncul, Galaxy Note tampil ekstrim dari segi ukuran layar yang sangat besar dibandingkan ponsel kebanyakan pada saat itu. Tak ayal, banyak suara sumbang yang mengiringi kelahiran Galaxy Note.

Namun perlahan suara cacian yang diterima Galaxy Note berubah menjadi pujian. Sampai sekarang, Note sudah masuk generasi kelima dengan pertumbuhan penjualan yang terus tumbuh setiap tahun dan semakin loyal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian diungkapkan Marketing Director IM Bussines Samsung Indonesia Vebbyna Kaunang terkait hari-hari yang dialami seri Galaxy Note di sela peluncuran Galaxy S6 Edge+ dan Note 5 di New York, Amerika Serikat dengan beberapa wartawan termasuk detikINET.

"Banyak orang bilang bahwa Samsung itu sebetulnya hanya mengikuti apa yang sudah ada, tapi orang gak tahu apa yang sebenanya Samsung telah lakukan sebelumnya. Banyak hal yang tanpa disadari sebetulnya kita yang menciptakan itu, kita yang menginovasi dari beberapa produk yang ada hubungannya dengan smartphone," jelasnya.
Β 
"Misalnya kalau kita ngomongin tren yang ada di smartphone layar lebar, yang pertama kali yang mengeluarkan Samsung dengan Note generasi pertama di tahun 2011. Dan semua orang berkata pada saat itu, 'siapa yang mau handphone sebesar itu? Gede banget? Susah, gak handy!' Tapi karena segala inovasi dari Samsung itu berdasarkan kebutuhan konsumen -- maunya apa, perlunya apa -- jadi kita tetap yakin apa yang kita kembangkan adalah sesuatu yang bisa membantu konsumen," Vebbyna melanjutkan.

Indonesia pun disebut sebagai negara dengan pengguna Galaxy Note paling loyal di dunia. Vebbyna menyebut rata-rata pengguna ponsel layar lebar itu susah pindah ke lain hati karena bakal kehilangan 'sihir' S-Pen yang sudah kadung melekat.



"Kita di Samsung tak ada demografi untuk pengguna Note, tapi dilihat lifestyle dan kebutuhan mereka. Kalau pengguna Note adalah mereka yang mau memaksimalkan waktu, kemampuan, jadi semuanya serba maksimal. Bisa ini bisa itu, maunya banyak alias multitasking. Tapi banyakan perempuan atau laki-laki? 50-50, ada yang berumur 20-an sampai 30-an, jadi untuk orang-orang yang mau memaksimalkan potensi dirinya," tambah ibu satu anak ini.

Sementara untuk negara lain, ada beberapa negara dimana pengguna Note didominasi oleh kalangan muda, sekitar 20-30, karena generasi tuanya enggan mencoba. Bahkan ada negara dimana pengguna Note mayoritas di antaranya adalah cowok, karena dianggap sangat profesional untuk bekerja.

S-Pen, Side Sync dll

Layar lebar bukan menjadi diferensiasi satu-satunya seri Note Samsung dibandingkan perangkat lain. Adalah S-Pen yang juga menjadi faktor pembeda. Dan terbukti, fitur pena digital ini pula yang kerap menjadi penarik minat utama.

Terlebih, cerita Vebbyna, pada saat Note pertama kali meluncur keberadaan stylus di gadget sejatinya sudah ada. Namun Samsung ingin memberikan lebih dari sekadar stylus, yakni dengan kemampuan lebih pintar.

Stylus pintar ini pula yang menjadi andalan Galaxy Note 5 lantaran kemampuannya sudah ditingkatkan agar lebih maksimal di tangan pengguna. "Kita tak lagi bicara soal spek, 'ini beratnya sekian, RAM-nya sekian', tapi desain apa yang lebih pas dengan konsumen. Jadi kalau dilihat layarnya (Note 5) lebih besar dari Note 4, tetapi lebih tipis. Lalu kenapa sih lengkung di belakang? Ternyata itu kan yang lebih enak untuk hand grip-nya kan karena berlayar besar".

"Kemudian S-Pen, 'kenapa gak ditarik lagi? tapi di-eject (ditekan langsung muncul seperti ada per)?' Itu karena selain ada fungsi Screen Memo agar langsung siap bekerja juga ada pertimbangan kalau sebelum dengan eject itu, perempuan suka mengeluh kukunya rusak, jadi aman sekarang kuteks gak rusak," papar Vebbyna.



Fitur lainnya di Note 5 juga berubah dari sisi Air Command. Dimana dulu ada empat pilihan, tapi sekarang cuma dimasukkan tiga pilihan default dengan tambahan dua aplikasi bisa diubah-ubah.

"Kamera, karena selalu jadi yang utama, juga menjadi ditingkatkan kemampuannya di Note 5. Ini big deal bagi konsumen, kita memberikan Live Broadcast karena kebutuhannya sudah banyak banget, gak cuma orang indonesia yang suka sharing," imbuh Vebbyna.

Fitur lainnya adalah Side Sync. Ini memang bukan sesuatu yang baru, tapi update dari seri sebelumnya yang masuk tahap pengembangan 4.0. Sederhananya, kemampuan fitur ini adalah untuk menghubungkan semua gadget, tak harus bermerek Samsung.

Memang, kalau dulu Side Sync hanya bisa terkoneksi sesama Samsung. Tetapi kini, Samsung tak lagi menutup diri dan membuka pintu Side Sync dengan OS dari merek lain -- Windows dan OS X Apple.

(ash/rns)







Hide Ads