Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Vendor Ponsel Perang Harga, Siapa Korbannya?

Vendor Ponsel Perang Harga, Siapa Korbannya?


Anggoro Suryo Jati - detikInet

ilustrasi (detikfoto)
Jakarta - Perang harga yang dilakukan oleh para vendor pembuat ponsel berbasis Android memang menguntungkan jika dilihat dari segi konsumen. Dan hal ini juga yang membuat ponsel Android bisa berkompetisi dengan iPhone.

Adu murah-murahan harga ponsel ini sebenarnya adalah babak ke-2 dari kompetisi antar para vendor. Dulu, para pembuat ponsel berkompetisi dalam spesifikasi, yang lambat laun berubah menjadi kompetisi harga.

Yaitu saat para vendor membuat ponsel kelas menengah -- atau bahkan flagship -- dengan harga di kisaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Namun tentu harus ada yang dikorbankan dalam setiap 'perang'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerugian paling besar tentu dirasakan oleh vendor ponsel itu sendiri atau jika harus lebih spesifik, karyawan mereka. Untuk memotong ongkos produksi, sejumlah vendor terpaksa mem-PHK banyak karyawannya.

HTC contohnya, vendor Taiwan yang pernah memimpin pasar ponsel Android itu baru-baru ini menyatakan akan mem-PHK sekitar 15% tenaga kerjanya -- atau sekitar 2.300 orang karyawan.

Ada juga Lenovo, yang juga melakukan memutus kontrak sekitar 3.200 orang karyawan untuk bisa menyesuaikan diri dengan tekanan kompetisi antar para pembuat ponsel, seperti dikutip dari The Verge, Minggu (16/8/2015).

Sebuah studi menyebut bahwa saat ini ada sekitar 1.300 perusahaan yang membuat ponsel Android. Angka itu tiga kali lipat lebih besar dibanding jumlah vendor ponsel Android pada tahun 2012.

Dengan jumlah sebanyak itu, tentu tak semua perusahaan akan bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Dan ini akan merugikan para konsumen, karena bisa saja satu dari ribuan perusahaan itu mendadak gulung tikar, dan menghentikan dukungan teknis terhadap ponsel yang telah mereka jual.

(asj/asj)





Hide Ads