Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Mantan Bos BlackBerry Akui Keperkasaan iPhone

Mantan Bos BlackBerry Akui Keperkasaan iPhone


Fino Yurio Kristo - detikInet

Jim Balsilie (gettyimages)
Jakarta - Kejayaan BlackBerry di dunia smartphone memudar cepat semenjak kedatangan iPhone dan kemudian Android. Mantan bos BlackBerry pun mengakui kalau pihaknya kalah bersaing dengan iPhone dan akhirnya tumbang.

Adalah Jim Balsillie yang membuat pengakuan tersebut. Dulu, dia adalah co-CEO BlackBerry yang masih bernama Research in Motion (RIM) bersama Mike Lazaridis. Sejak meninggalkan BlackBerry tahun 2012, Jim jarang bicara di publik. Baru sekarang ia angkat suara.

Jim mengakui awal kegagalan adalah peluncuran BlackBerry Storm yang tak diterima pasar. "Konsumen mengembalikannya 100%," kata Jim yang dikutip detikINET dari CTV, Rabu (10/6/2015).

Jim buka suara dalam wawancara dengan Jacquie McNish dan Sean Silcoff, penulis buku 'Losing the Signal The Spectacular Rise and Fall of BlackBerry'. Buku itu banyak membahas soal berbagai penyebab tersungkurnya BlackBerry.

Awal tahun 2000-an, BlackBerry mengubah cara orang berkomunikasi dan berbisnis dengan layanan email dan BBM yang aman dan nyaman. Tapi pada tahun 2007, kedatangan iPhone membuat orang perlahan beralih dari BlackBerry. BlackBerry coba mengantisipasi dengan Storm tapi gagal.

"Dengan Storm, kami mencoba terlalu banyak. Layarnya sentuh, aplikasinya baru dan diciptakan dalam periode yang sangat singkat dan ponsel ini malah menghantam kami. Itulah saat di mana aku tahu kami tak bisa berkompetisi di hardware high end," papar Jim.

Kala itu, BlackBerry masih sehat karena ponselnya laku di negara-negara berkembang. Tapi di AS khususnya, popularitas mereka makin turun. Antara lain karena operator AT&T mendukung penuh iPhone dengan bandwidht unlimited. BlackBerry lambat beradaptasi.

"Waktu itu keadaannya sungguh sulit, perusahaan ini kaget menghadapinya, " kata Balsillie.

Ia sempat mengemukakan ide agar layanan BlackBerry Messenger dibuka saja untuk platform lainnya agar keuangan perusahaan bertambah. Tapi dalam masa kepemimpinannya, BBM tetap tertutup. Barulah di masa CEO Thorsten Heins, BBM menyambangi iOS dan Android.

Kejatuhan BlackBerry memang terlihat jelas. Tahun 2009, mereka memiliki 50% market share di pasar smartphone AS. Sekarang sangat jarang warga di sana memakai BlackBerry.

BlackBerry pernah menjadi perusahaan paling bernilai di Kanada dengan market value USD 83 miliar pada Juni 2008. Tapi saat ini, mereka hanya bernilai sekitar USD 5 miliar saja.

BlackBerry sekarang sedang berusaha bangkit di bawah kepemimpinan CEO John Chen. Sedangkan Jim sudah tidak terlibat sama sekali. Tapi ia mengaku masih setia memakai ponsel jadul BlackBerry Bold. (fyk/ash)





Hide Ads