Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Ponsel 4G Laris Manis, Polytron Geber Pabrik

Ponsel 4G Laris Manis, Polytron Geber Pabrik


- detikInet

Pabrik Ponsel Polytron (rou/detikINET)
Kudus -

Smartphone 4G LTE perdana 'made in Indonesia' yang diproduksi oleh Polytron di Kudus, Jawa Tengah, ternyata mendapat respons cukup positif saat dilepas di pasaran. Bahkan saat dijual secara online, jumlah pemesanan sempat melonjak hingga 1.000%.

Untuk tahap awal, pabrik Polytron PT Hartono Istana Teknologi yang ada di Kudus, baru menyediakan stok ponsel sebanyak 5.000 unit. Seharusnya, stok tersebut cukup jika menggunakan asumsi ada 100 unit pemesanan melalui situs tersebut setiap harinya.

"Tapi ternyata permintaannya membludak, mencapai 500 unit hingga 1.000 unit per hari yang melakukan pre-order Zap 5 di sister company kami, blibli," ungkap Managing Director Polytron Hariono saat menemani berkeliling pabrik β€Ždi Kudus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memperkirakan, ponsel 4G ini laris diburu karena harganya yang diklaim termurah di pasaran saat ini. Apalagi, saat pemesanan ada iming-iming potongan harga Rp 100.000 dari harga normal Rp 1.099.000. Polytron pun akhirnya melihat ada peluang pasar yang terbuka lebar di segmen ini.

Maka diputuskanlah untuk menambah kapasitas produksi ponselnya. "Juni nanti akan kami tambah satu lini produksi lagi. Sehingga Juli sudah ada tiga lini yang bisa beroperasi," ungkap Hariono.

Sejak 2011 lalu, pabrik ponsel Polytron di Kudus memiliki dua lini produksi dengan kapasitas masing-masing 100 ribu unit ponsel per bulan. Dalam setahun, Polytron mampu memproduksi 2,4 juta ponsel.

Dengan tambahan satu lini baru yang juga berkapasitas 100 ribu unit per bulan, maka mulai semester kedua 2015 nanti kapasitas produksi ponsel Polytron akan bertambah jadi 3,6 juta unit per tahun.

Dari jumlah tersebut, Polytron bakal memfokuskan diri pada produksi smartphone, khususnya yang berbasis 4G LTE. Sekitar 70% dari kapasitas produksi merupakan smartphone, dan sisanya 30% merupakan produksi feature phone.

Pabrik ponsel ini seharusnya masih bisa diisi oleh dua lini produksi lagi, sehingga secara keseluruhan ada lima lini produksi yang bisa dipasang di pabrik tersebut. Hanya saja, kapasitas terpasang hingga mencapai level full capacity akan dilakukan beberapa tahun ke depan.

Sayangnya, manajemen Polytron masih enggan merinci secara detail nilai investasi untuk penambahan kapasitas produksinya tersebut. "Nilainya miliaran rupiah, tak sampai ratusan karena kita hanya tinggal menambah saja dan memanfaatkan yang sudah ada," jelasnya.

Porsi 70:30 atas produksi ponsel juga bukan tanpa alasan. Sebab, permintaan smartphone khususnya yang berbasis 4G LTE sangat tinggi, secara keseluruhan ada sekitar dua juta unit permintaan pasar setiap bulannya, dan jumlahnya dipastikan bakal membesar ke depannya.

Dengan kata lain, menurut Santo Kadarusman, Public Relations dan Marketing Event Manager Polytron, peluang di bisnis ponsel 4G ini masih sangat besar, dan saat ini merupakan saat yang tepat bagi Polytron untuk masuk.

"Jika sepuluh tahun lalu bisnis kami mengandalkan audio video, dan lima tahun terakhir mengandalkan home appliance, bukan tak mungkin dalam lima tahun ke depan bisnis kami akan hidup dari 4G LTE," ujarnya.

Menurutnya, selama ini nafas bisnis Polytron berasal dari penjualan barang-barang elektronik seperti TV, radio, speaker, dan perangkat elektronik lainnya, maka dalam kurun tiga hingga lima tahun ke depan manajemen menargetkan dapat memperoleh angin segar dari bisnis ponsel.

(rou/ash)





Hide Ads