Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
HoloLens Datang, Gear VR Berjalan & Google Glass Meradang

HoloLens Datang, Gear VR Berjalan & Google Glass Meradang


- detikInet

Samsung Gear VR (Getty Images)
Jakarta - Masa depan ada di tangan tiga produk baru ini: Google Glass, Samsung Galaxy VR dan yang baru saja datang Microsoft HoloLens. Datang berurutan, namun ketiganya mempunyai nasib dan masa depan berbeda.

Google Glass adalah proyek ambisius dari Google yang digodok melalui Project X. Bolak-balik dipamerkan, wearable device ini akhirnya dijual secara komersial setahun belakangan dengan harga USD 1.500 atau Rp 1,7 jutaan.

Tidak ada yang salah dari Google Glass, cuma kontroversi saja yang mengiringinya. Mulai dilarang dipakai di tempat umum sampai sensasi baru dalam industri pornografi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pro dan kontra ini akhirnya tamat setelah Google Glass berhenti dijual. Tapi ingat bukan berarti kacamata pintar ini berakhir di folder 'sampah' yang kemudian ditinggalkan begitu saja.

Karena nyatanya Google memilih melepaskan Google Glass dari Lab X kemudian dibangkitkan lagi oleh pendiri Nest -- startup yang dibeli Google-Tony Fadell. Orang ini dikenal sebagai 'bapak iPod'.

"Kita sudah mendapatkan masukan dari sisi konsumen dan enterprise. Itu sudah cukup untuk membuat Google Glass lain di masa depan," katanya, yang menyiratkan Google Glass belum tenggelam.

Sebelum Google Glass teralihkan, Samsung sudah menggebrak dengan kacamata Virtual Reality yang kemudian menghasilkan Gear VR hasil kerjasama dengan Ocolus Rift, perusahaan VR yang dibeli oleh Facebook.

Ketika Gear VR mulai berjalan mendapatkan tempat di hati konsumen. Datanglah Microsoft saat mengumumkan HoloLens.

Di sini kerancuan datang. Walaupun sama-sama berbentuk kacamata besar, kenyataannya antara Samsung Gear VR dengan HoloLens adalah sebuah dikotomi.

Gear VR berbasis Virtual Reality sementara HoloLens berjalan dalam teknologi yang disebut augemented reality (AR), sesuatu yang sebetulnya bukan hal asing

Tapi keduanya jelas berbeda, menurut Cnet, yang kemudian detikINET kutip, Senin (26/1/2015), HoloLens sedikit berbeda dengan VR milik Oculus Rift. Rift dibangun untuk lingkungan virtual ke realitas yang mendalam di dalam sebuah layar.

Sementara HoloLens mengambil apa yang Anda sudah bisa dilihat sebelumnya dan menambahkan lapisan interaktif baru yang dihasilkan komputer.

Kedua, atau boleh disebut ketiganya adalah masa depan. Produk ini perlu disentuh lebih jauh oleh teknologi agar lebih akrab dengan konsumen. Karena ketiga produk inilah semacam khayalan di film sci-fi menjadi kenyataan.

Waktu adalah jawaban yang tepat untuk melihat apakah siklus kematian-reinkarnasi bakal terjadi oleh ketiganya.

(tyo/ash)







Hide Ads