Ketika game mobile mulai booming, munculah nama-nama game yang meledak begitu cepat. Tak hanya cepat populer, namun juga membuat keuntungan melesat dan seolah-olah nasib baik akan menjaga mereka hingga beberapa tahun ke depan.
Sayangnya, industri game mobile sama kerasnya seperti di game konvensional. Memang, dalam sebuah catatan, keuntungan yang diraih di bisnis ini terus meningkat dari tahun ke tahunnya.
Seperti riset yang diungkap oleh SNL Kagan, publisher konten game mobile menyebutkan, di tahun 2009, industri ini mampu menghasilkan pendapatan hampir USD 540 juta atau lebih dari Rp 5 triliun!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikit menjadi catatan adalah, di tahun 2009 industri game mobile yang meraup keuntungan besar itu lebih didominasi oleh game-game klasik yang dibawa ke perangkat seperti iPhone atau Android. Karena di tahun itu, tersebut nama Rovio yang baru lahir dan segera unjuk gigi.
Nama Rovio memang mencuri perhatian karena salah satu game kreasi mereka, Angry Birds begitu fenomenal. Di tahun pertamanya, ketika eksklusif di iOS, si burung pemarah ini begitu mendominasi daftar game yang paling laris diunduh.
Tak mengherankan, pada tahun 2011 saja, Rovio sudah berhasil mengumpulkan pendapatan USD 106,3 juta dari aktivitas download dan penjualan consumer product. Sehingga, bila dipotong pajak, perusahaan asal Finlandia itu berhasil mengantongi laba USD 67,6 juta atau 64% dari total keuntungan.
Selain Angry Birds, ada satu lagi publisher yang mampu merangsek ke posisi teratas, namanya adalah King pembesut dari game Candy Crush. Game gratis ini telah membuat kecanduan banyak penggunanya.
Publisher King, pada tahun 2013, mampu masuk ke jajaran top publisher dengan game terlaris bersama dengan GungHo Online Entertainment (Jepang), Supercell (Finlandia), Electronic Arts (AS), dan Line (Jepang).
Di tahun 2013, industri game memang sedang melesat, laporan terbaru yang dirilis oleh App Annie dan IHS Digital Content Report menunjukkan di tahun tersebut, mampu menghasilkan pendapatan USD 16 miliar atau lebih dari Rp 170 triliun. Melonjak tiga kali lipat dibandingkan tahun 2012 silam.
Sayangnya, ketika industri game mobile terus naik, beberapa raja game mobile ini malah tersungkur. 'Sayap-sayap' keuntungan yang membuatnya terbang tinggi mulai melemah.
Setidaknya ada beberapa publisher yang terpaksa harus mendapatkan laporan keuangannya tercelup merah.
Siapa sajakah mereka? detikINET mencoba merangkumkan beberapa perusahaan yang sukses di game mobile dan begitu booming, namun kini mulai meredup.
Β
(tyo/ash)