Bila Google punya Android Auto maka Apple memiliki iOS CarPlay. Kedua OS ini nyaman berada di dashboard mobil yang mempunyai fungsi standar seperti memutar musik, membaca SMS sampai penunjuk jalan.
Google dan Apple memang bukan yang pertama terjun di industri ini. Karena sebelumnya BlackBerry dan bahkan Microsoft pun termasuk kelompok pertama yang memperkenalkan sistem operasi di mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika industri terhubung dengan Internet of Things, machine-to-machine dan big data, tampaknya semua akan bertabrakan. Nyatanya tidak. Terhubung dengan mobil, untuk akan membantuk kami memposisikan diri," kata CEO BlackBerry John Chen.
BlackBerry yang selama ini diklaim terpuruk memang mempunyai aset penting yang paling beharga bernama QNX. Dengan sistem operasi ini, mereka membuat BlackBerry 10, yang kemudian menjadi teknologi di mobil-mobil mewah asal Eropa dan Amerika Serikat.
"QNX adalah salah satu yang lebih, kalau tidak bisa disebut paling aset berharga di perusahaan sekarang," kata Mark Boyadjis, seorang analis di IHS Automotive di Minneapolis, Minnesota .
Oleh analis, QNX bisa menjadi penyelamat bagi BlackBerry. Di saat penjualan smartphone merosot tajam. QNX yang terhubung dengan industri otomotif bisa menjadi malaikat penyelamat bagi perusahaan yang berbasis di Waterloo, Kanada itu.
"Apakah itu perumahan, perhotelan, konstruksi, ritel, itu semua akan datang ke tahap yang sama di mana berbasis cloud, semua hal yang terhubung akan menjadi gerakan besar dengan sebyutan aplikasi," kata Chen.
"Dengan QNX dan teknologi lainnya yang kita miliki seperti server back-end dan keamanan -- itu akan menjadi sebuah drama yang baik bagi kita pada machine to machine," tambahnya.
Industri otomotif memang menjanjikan. Analis dari Boyadijs, untuk QNX saja, BlackBerry bisa mendapatkan USD 100 juta. Dengan asumsi QNX dipasangkan ke 20 juta mobil, dengan harga USD 3 per lisensi.
Hal yang sangat besar. Apalagi menurut GSMA, global associaton of wireless carries, menyebut pasar untuk teknologi yang mengubungkan mobil dan smartphone jumlahnya sudah mencapai USD 18 miliar pad atahun 2012 dan akan melonjak tiga kali lipat pada tahun 2018.
Sesuatu yang menggiurkan bagi pelaku software yang notabene akan merasakan kejenuhan di pasar device, seperti smartphone.
(tyo/ash)