Ada perangkat yang menerapkan standar baru, sehingga akan memutus arus ketika penuh dan mulai mulai menggunakan arus untuk smartphone, sehingga arus listrik tak akan berpengaruh lagi.
Di sisi lain, ada juga perangkat yang bisa mengalihkan arus dari menggunakan baterai menjadi arus langsung dari listrik. Sedangkan baterai yang sudah penuh akan 'idle', sampai kabel charger dicabut.
βPada produk dengan teknologi agak lama, saat ditinggal tidur, ketika pengisian baterai sudah penuh, device akan menstop arus, kemudian menggunakan daya dari baterai,β kata gadget enthusiast Lucky Sebastian kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).
Hanya saja, lanjutnya, ketika daya baterai mulai berkurang karena tetap dipakai menangkap sinyal, update, idle dan lain-lain, setelah sekian persen, misalnya 95% maka arus listrik diterima lagi untuk mengisi baterai sampai penuh kembali, dan kejadian ini terus berulang.
βKebanyakan kita menggunakan baterai lithium-ion atau lithium-polymer. Baterai tipe ini walau tidak memiliki memori efek seperti baterai Ni-Cd jaman dulu, tetapi memiliki waktu siklus. Siklus ini ketika sudah dilampaui, misalnya 500 cycle atau 1.000 cycle, kemampuan baterai untuk menyimpan kapasitas maksimum mulai menurun,β papar Lucky.
Lebih lanjut, pria asal Bandung ini menjelaskan bahwa siklus ini dipengaruhi seberapa sering kita mencolokkan charger. Misalnya kalau kita sehari men-charge sekali, diperkirakan setelah 1 tahun lebih baru batas cycle terpenuhi.
Jika ditinggal tidur maka dalam satu malam pengisian bisa jadi akan dilakukan beberapa kali. Ini akan memangkas jangka waktu siklus jadi lebih pendek.
βAda pabrikan yang menyarankan charger tidak dibiarkan menempel sampai lebih dari 16 jam,β sebutnya.
Nah, ada baiknya mengikuti saran ini. Membiarkan ponsel di-charge semalaman mungkin tidak membahayakan. Tapi dengan tidak membiarkannya berlama-lama menempel dengan charger dan arus listrik, akan membuat siklus baterai lebih panjang.
(rns/ash)