Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Inikah Sinyal Samsung Ingin Melepas Android?

Inikah Sinyal Samsung Ingin Melepas Android?


- detikInet

Samsung Z (samsung)
Jakarta - Samsung adalah penguasa dominan di industri ponsel, khususnya smartphone. Berbekal sistem operasi Android, perusahaan asal Korea Selatan ini menjungkalkan lawan-lawannya.

Kini, ada yang baru dari Samsung. Smartphone anyar bernama Samsung Z yang tidak memakai sistem operasi Android. Handet ini rencananya akan dirilis pertama kali di Rusia.

Samsung Z adalah smartphone pertama di dunia yang memakai OS Tizen, sistem operasi baru yang dikembangkan Samsung bersama nama besar lain seperti Intel. Spesifikasinya pun tidak kacangan, dibekali layar HD, prosesor quad core, RAM 2GB dan fitur jagoan seperti pemindai sidik jari.

Beberapa pihak menganggap, peluncuran ponsel Tizen adalah upaya terencana Samsung untuk melepaskan ketergantungan pada Android, bahkan mungkin 'melumpuhkannya' suatu saat nanti.

"Hari ini, Samsung memperkenalkan ponsel Tizen pertama dan ponsel ini rupanya bagus. Ini adalah langkah yang sudah lama ditunggu. Sebuah taktik yang direncanakan dengan hati-hati untuk menyerang Google," demikian pendapat Gordon Kelly dari Forbes.

Mengapa Melepas Android?

Banyak yang mengatakan berkat Android-lah, Samsung berjaya. Lalu ketika mereka sekarang sedang di puncak, mengapa tiba-tiba dikatakan Samsung ingin melepaskan ketergantungan dari Android?

"Samsung adalah manufaktur ponsel Android nomor satu di dunia, tapi Samsung Z bisa menjadi awal strategi jangka panjang untuk menyingkirkan Android dengan Tizen, di mana Samsung punya jauh lebih banyak kontrol," tulis Pete Pachal dari Engadget.

"Tidak seperti Apple Inc yang punya sistem operasi sendiri, tablet dan smartphone Galaxy milik Samsung menggunakan platform Android milik Google, sebuah ketergantungan yang menghalangi Samsung dalam menantang dominasi App Store dan Google Play di pasar aplikasi smartphone yang besar," tulis CBC.

Ya, Android yang dipakai Samsung tetap saja adalah milik Google. Apapun yang dilakukan Samsung pada Android, faktanya Google yang jauh lebih menguasai Android.

Padahal sepertinya, Samsung selalu punya ambisi besar untuk memiliki OS sendiri yang sukses, berikut mengontrol toko aplikasinya. Hal itu hanya bisa diwujudkan dengan sistem operasi buatan sendiri, dalam hal ini Tizen.

Menilik ke belakang, Samsung sudah pernah mencobanya dengan OS Bada, tapi tidak terlalu sukses. Kini, mereka berusaha kembali dengan Tizen, saat situasi di industri sudah berbeda dari zaman Bada. Tizen juga dipersiapkan dengan lebih baik.

"Pada saat ini Samsung sudah mempersiapkan diri. Faktanya, Tizen telah dikembangkan lebih lama dari mobile OS yang lain. Asal muasalnya mulai tahun 2007 dengan Linux Mobile, di mana Samsung adalah anggota pendirinya," tulis Gordon Kelly dari Forbes.

Tizen sudah sangat banyak diujicoba sebelum ponsel pertamanya debut. Dan Samsung sepertinya punya rencana besar untuk memprioritaskan Tizen di masa depan. Lihat saja, jam tangan pintar Gear 2 dibekali Tizen, bukan Android. Televisi berbasis Tizen oleh Samsung, rencananya juga rilis menjelang akhir tahun ini.

"Jika gagal lagi akan menjadi bencana dan berisiko merusak reputasinya yang kuat. Namun kemenangan akan menghasilkan perubahan. Samsung tidak hanya akan menjadi partner manufaktur bagi Google dan Microsoft. Tapi akan sebanding dengan mereka," pungkas Gordon.

Akan Berhasilkah Tizen?

Jika benar Samsung berencana menyerang Android dengan Tizen, akankah mereka berhasil? Dengan kekuatan brand dan keseriusannya menggarap Tizen, mungkin saja demikian, meski jelas tidak dalam waktu dekat.

"Samsung mengharapkan perangkat Tizen akan mencakup 15% dari seluruh pengapalan ponsel perusahaan ini dalam setahun, sebuah ancaman potensial terhadap Google Android," tulis The Guardian.

Tapi masih ada pekerjaan rumah besar bagi Samsung untuk menunjang keberhasilan Tizen. Apalagi kalau bukan membangun ekosistem aplikasi yang banyak dan tentu saja menarik.

Terlebih lagi, Tizen tidak dirancang kompatibel dengan aplikasi Android. Meski demikian, developer akan dimudahkan mengkonversi aplikasi Android sehingga bisa digunakan di perangkat Tizen.

"Pasar untuk Tizen tidak akan sebesar Android atau Apple iOS, jadi saya pikir akan menjadi tantangan bagi Samsung untuk membangun ekosistemnya," sebut Lee Min hee, analis di IM Investment. Ia menilai, Samsung mengembangkan Tizen hanya untuk menaikkan posisi tawarnya pada Google.

Apapun itu, kesempatan di pasar smartphone masih terhitung besar. Sehingga Tizen tentu saja memiliki potensi.

"Masih ada cukup ruang dan ada kesempatan bagi pemain ketiga yang kuat, jika Anda bisa meraih 10% saja dari perkiraan 2 miliar unit smartphone terjual di 2018, maka itu bisa menjadi kesempatan," ucap Rachel Lashford dari Canalys.

Smartphone Samsung Z sendiri, sebagai perangkat pertama Tizen, kemungkinan direncanakan sebagai modal bagi developer untuk mengembangkan aplikasi Tizen.

"Samsung Z sepertinya ditujukan sebagai model kelas atas yang bisa dipakai developer untuk membangun aplikasi, sama seperti Google Nexus. Seperti prediksi, ia rilis pertama kali di Rusia, namun akan segera diperkenalkan juga di negara-negara lainnya," tulis Mashable.

(fyk/ash)





Hide Ads