Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Alasan iPhone Murah Hanya Sebatas Impian

Alasan iPhone Murah Hanya Sebatas Impian


- detikInet

iPhone 5C (gettyimages)
Jakarta -

Strategi harga murah banyak dilakukan vendor ponsel untuk memperbanyak penjualan. Namun sampai kini, tidak ada tanda-tanda Apple akan melakukan strategi serupa dalam penjualan generasi baru iPhone.

Lihat saja, generasi anyar iPhone, iPhone 5S dan 5C, harganya di atas Rp 7 jutaan. iPhone 5C yang awalnya digadang-gadang jadi produk murah ternyata tetap saja dijual mahal.

Mengapa Apple tetap kukuh jual mahal iPhone meskipun para pesaing, terutama vendor Android dan Windows Phone terus menekan harga? Berikut beberapa alasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dianggap Electronic Junk

Jika bos besarnya saja sudah menganggap ponsel murah adalah electronic junk atau sampah elektronik, tentu tak bisa diharapkan Apple akan membuat iPhone generasi terbaru dengan harga murah. Ya, Tim Cook sang CEO Apple pernah menyindir ponsel murah ibaratnya sampah.

"Selalu ada bagian besar untuk sampah di pasaran. Namun kami tidak masuk ke bisnis sampah itu," kata suksesor Steve Jobs tersebut beberapa waktu yang lalu.

"Ada segmen di pasar yang sungguh menginginkan produk yang bisa melakukan banyak hal untuk mereka dan saya ingin berkompetisi dengan gila bagi konsumen seperti itu," tambah Cook.

"Kami tidak pernah punya keinginan menjual ponsel murah. Tujuan utama kami adalah untuk menjual ponsel hebat dan pengalaman pemakaian yang bagus, dan kami mencari cara melakukannya dengan biaya rendah," jelas Cook.

2. Apple Tak Mau iPhone Dianggap Murahan

Menurut kolumins teknologi dari Forbes Robert Hof, Apple tidak akan pernah membuat iPhone murah. Sebab, Apple tidak mau iPhone diidentikan sebagai brand murahan.

"Hampir pasti bahwa Apple tidak akan menggunakan kata murah sebagai asosiasi terhadap produk yang dibuatnya, termasuk iPhone dan lain lain. Hal itu bukanlah cara Apple," tulis Hof.

"Bahkan iPhone 4 yang paling murah saja dijual sekitar USD 400. Sesuatu yang harganya di atas USD 200 itu sudah sulit dikatakan sebagai barang murah, bahkan juga di Amerika Serikat," lanjutnya.

Hof mengatakan sulit membayangkan akan menawarkan iPhone murah bagi pasar internasional. "Brand iPhone dianggap punya kualitas tinggi dan Apple tidak mau membahayakan brand tersebut. Namun mungkin saja Apple akan membuat brand baru (untuk ponsel murah-red)," pungkasnya.

3. Jual Mahal iPhone Sangat Menguntungkan

Dengan menjual mahal iPhone, margin keuntungan Apple memang tidak sedikit. Dan bersama Samsung, Apple sering disebut sebut meraup keuntungan terbanyak di industri smartphone.

Contohnya saja, Apple diestimasi mampu membukukan keuntungan raksasa sebesar USD 3,2 miliar di kuartal II 2013 berkat penjualan iPhone, berdasarkan riset dari Strategy Analytics.

"Mengingat Apple memiliki untung banyak di industri smatrphone dengan strateginya saat ini meskipun ditekan oleh serbuan Android, mengapa mereka harus mengubah strategi tersebut?," tulis Robert Hof dari Forbes.

Ya, meski dijual mahal, iPhone tetap saja diminati dan terus menjadi tambang uang bagi Apple. Jadi dinilai tidak beralasan Apple akan menekan harga iPhone ke kategori smartphone murah.

4. Sejak Lama Apple Jual Produk Mahal

Sejak awal kelahirannya, Apple memang getol menjual mahal berbagai produk buatannya. Jadi tidak mengherankan jika sampai sekarang strategi harga mahal ini terus dipertahankan.

"Di masa-masa awal Apple, komputer Mac dan Lisa banderolnya memang begitu mahalnya dibandingkan para pesaing seperti IBM kala itu," tulis Galen Gruman dari InfoWorld.

Komputer Apple I yang dijual USD 666 pada tahun 1976 tergolong mahal pada saat itu. Sudah terlihat bahwa Steve Jobs, sang pendiri Apple bersama Steve Wozniak, sejak awal agaknya menginginkan Apple menjadi brand mahal.

Strategi tersebut tidak selamanya berhasil, beberapa produk Apple gagal di pasaran karena sedikit penjualannya. Namun Apple tetap konsisten menjual produk mahal dengan alasan menjaga kualitasnya.

5. Melindungi Brand Apple

Di akhir 2013, Apple berhasil memuncaki posisi pertama sebagai perusahaan paling bernilai setelah menggeser Coca Cola. Apple menjungkalkan perusahaan minuman ringan tersebut yang telah 13 tahun bertahan di posisi puncak.

Menurut brand consultant Interbrand, merek Apple bernilai USD 98,3 miliar, naik 28%. Apple berhasil mengalahkan sejumlah perusahaan teknologi pesaing. Google menguntit di posisi kedua, dan IBM-Microsoft masing-masing di tempat tiga serta empat.

"Tak banyak perusahaan yang dicintai oleh banyak orang, ini yang dipunyai oleh Apple yang mempunyai fans setia," sebut Interbrand.

Menjaga harga produk seperti iPhone tetap mahal barangkali menjadi salah satu cara Apple mempertahankan brand tetap bergengsi. Memang bagi sebagian orang, menenteng produk berlogo Apple adalah kebanggaan tersendiri.

(fyk/ash)





Hide Ads