Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Feature Phone, Pasar Recehan yang Menguntungkan

Feature Phone, Pasar Recehan yang Menguntungkan


- detikInet

Ilustrasi (Ist.)
Jakarta -

Dengan banderol harga bisa sampai Rp 200 ribuan, pastinya feature phone punya margin keuntungan yang jauh lebih kecil dibandingkan produk smartphone yang dijual jutaan rupiah.

Namun meski terbilang recehan, dengan kuantitas yang jauh lebih besar, tentu feature phone akan menjadi pangsa pasar yang menggiurkan.

Menurut data IDC, di tahun 2013, pengapalan (shipment) ponsel di Indonesia tembus 48,6 juta unit. Dimana 10,9 juta di antaranya berasal dari segmen smartphone, sisanya masih dikuasai feature phone

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di tahun 2014, IDC memperkirakan pengapalan ponsel di Indonesia akan terus melonjak, menembus angka 63,4 juta unit. Dimana smartphone belum bisa menggulingkan proporsi feature phone karena diproyeksi cuma mendapat jatah 26%.

Darwin Lie, Market Analyst dari IDC Indonesia mengungkapkan bahwa pasar feature phone masih cukup menjanjikan di Tanah Air.

"IDC memprediksi potensi pasar feature phone berkisar di angka 44 juta unit pengapalan (bukan penjualan). Ini dikarenakan di beberapa daerah di Indonesia, feature phone masih merupakan komoditi yang dicari dan diperlukan dan kebutuhan untuk smartphone masih belum begitu signifikan," jelasnya kepada detikINET, Rabu (12/3/2014).

Harga smartphone yang masih mahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dinilai Darwin jadi salah satu alasan kenapa belum bisa menggoyang dominasi feature phone.

"Kembali lagi ke masalah harga dan ini juga dikarenakan di beberapa daerah, feature phone masih merupakan komoditi yang dicari dan diperlukan. Kebutuhan untuk smartphone masih belum begitu signifikan," lanjutnya.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa masa depan ada di tangan smartphone. Dimana ke depannya ada kemungkinan bahwa pengguna feature phone akan beralih ke smartphone.

Andy Gusena, Marketing Strategy Advan menambahkan, feature phone belum akan hilang dalam waktu dekat. "Bahkan diprediksi, 5-6 tahun ke depan sekitar 40% penduduk masih akan menggunakan feature phone," lanjutnya, dalam temu media terbatas di Plaza Senayan, Jakarta.

Termasuk jika berbicara di Indonesia. Dimana masyarakat diyakini belum semuanya yang 'melek' smartphone. Mereka cuma menggunakan ponsel untuk keperluan standar: menelpon, SMS, dan sebatas memotret foto.

"Hal ini juga dipertegas dengan fakta bahwa di pelosok Indonesia masih ada wilayah yang belum terjangkau layanan 3G," timpal Tjandra Lianto, Direktur Marketing Advan.

Hal ini pula yang menjadi salah satu latar belakang kenapa Advan mulai melirik pasar feature phone. Selain alasan lain yaitu untuk mengincar pengguna ponsel pemula atau orang tua yang tidak mau dibikin ribet dengan smartphone, serta pengguna yang tinggal di kawasan yang masih terbelakang dari segi infrastruktur telekomunikasi dan listrik.

Feature phone Advan rencananya bakal dilepas mulai akhir Maret 2014. Ada lebih dari lima unit yang disiapkan dengan banderol mulai dari Rp 200 ribuan.

"Pengguna smartphone dan feature phone itu saling melengkapi bagi pemiliknya. Advan yang telah besar dengan di segmen menengah ke atas juga akan memenuhi kebutuhan konsumen bagi yang ingin memilih feature phone sebagai alat komunikasi yang mumpuni," Tjandra menandaskan.

(ash/fyk)







Hide Ads