Beberapa review mengumbar pujian untuk Galaxy S III. Namun mencoba obyektif, mereka juga menyebutkan kelemahan apa saja yang terdapat di handset Android ini.
Berikut beberapa kesimpulan review final Galaxy S III yang disarikan detikINET dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tech Radar
|
Tapi jangan salah, Samsung Galaxy S III adalah smartphone terbaik di pasar. Ponsel ini punya semua fitur yang kami inginkan dan lebih banyak lagi, dan sekali lagi menaikkan batasan dalam hal apa yang konsumen harapkan dalam kekuatan baterai, kecepatan prosesor dan manajemen media.
Apakah kami merekomendasikan Anda untuk membelinya? Ya, tanpa ragu. Jika Anda mempertimbangkan antara ponsel ini dengan HTC One X, cukup sulit memang karena kamera One X jauh lebih baik dan rasa keseluruhannya lebih menarik. Namun dalam soal kegunaan dan power, kami sungguh senang dengan apa yang ditawarkan Samsung.
Dan jika Anda berpikir untuk memilih iPhone 4S, lupakanlah saja. Anda harus menunggu respons Apple dengan iPhone 5 karena layar 3,5 inch dan harga tinggi (iPhone 4S) tidak lagi bisa diterima.
GSM Arena
|
Kesampingkan dua hal itu, Galaxy S III akan membuat user tidak punya pilihan selain terkesan - dari bodi yang ringan dan langsing, layar cantik, kamera lebih baik, chipset powerful serta semua jenis fitur softwarenya.
Beberapa hal di S III punya potensi untuk menjadi trend setter (seperti Smart Stay, Direct Call dan S Beam), yang lain adalah semacam add ons (burst shoot, S Voice) dan beberapa masih butuh digarap agar berguna (S Voice muncul lagi di pikiran).
Namun demikian, Galaxy S III adalah ponsel di mana semua yang lain menjadikannya sebagai ukuran. HTC One X mungkin adalah rival terberat Galaxy S III. Ia punya unibody polycarbonate yang akan disukai banyak orang ketimbang plastik di S III dan layarnya lebih cemerlang.
Phone Arena
|
Untuk pertama kalinya, TouchWiz terasa bagus. TouchWiz menambahkan sentuhan menarik di sana sini, menyediakan Anda lebih banyak opsi dan kustomisasi.
Well, perangkat ini memang besar sekali. Anda jelas harus melupakan kenyamanan menggunakanya hanya dengan satu tangan. Namun itulah adanya generasi baru ponsel super Android. Jika Anda ingin layar sentuh raksasa, Anda harus memegang ponsel raksasa.
Kecuali soal kecil ini, semua hal di ponsel ini berada di sisi positif. Kameranya tidak sempurna, namun lebih baik dari kebanyakan kompetitor. Namun demikian, ketika Anda melihat user experience Galaxy S III yang tanpa cela, menjadi jelas bahwa agaknya tidak ada smartphone Android yang lebih baik di luar sana.
The Verge
|
Kameranya adalah yang terbaik yang pernah saya pakai di perangkat Android, prosesornya juara dalam benchmarking, dan kustomisasi di atas Ice Cream Sandwich tidak mengganggu dan kadang malah membantu.
Meskipun layar dan material konstruksi di Galaxy S III bukan yang terbaik, keduanya merupakan kompromi yang bisa diterima yang membantu Samsung menyeimbangkan dengan spesifikasinya yang unggul.
Ukurannya yang ekstra besar, meski ergonomisnya bagus, mungkin bisa menahan mereka yang tidak nyaman dengan handset 4,8 inch. Namun, popularitas Galaxy Note menunjukkan bahwa pembeli ponsel bersedia melihat lebih banyak dibanding sekadar form factor yang eksotis.
Engadget
|
Samsung mengumpulkan semua yang terbaik di Galaxy S II dan mengerjakannya lagi menjadi handset modern yang solid. User Android yang lapar akan storage dan power tidak akan salah membelinya dan juga mereka yang mencari kamera bagus.
Hal terburuk tentang Galaxy S III? Bagaimanapun kerasnya ia mencoba, handset ini tidak lebih hebat dari HTC One X. Tidak untuk mengatakan S III terkapar, namun untuk menekankan bahwa waktu telah berubah sejak peluncuran Galaxy S II tahun lalu.
Varian Snapdragon One X punya daya komputer yang sama, kekuatan baterai dan kredibilitas fotografi, namun juga punya user interface jauh lebih baik. One X juga punya desain fisik yang menatap ke depan, sedangkan S III bergaya lama.
Halaman 2 dari 6