Faktor sedikitnya aplikasi Honeycomb ini dianggap sebagai salah satu biang kegagalan beberapa tablet Android. Terutama melawan iPad yang kabarnya sudah punya aplikasi menembus angka 100 ribu.
Motorola Xoom misalnya. Tablet Honeycomb pertama ini dari sisi hardware boleh dibilang lumayan hebat. Namun penjualannya tidak sesuai ekspektasi. Sedikitnya aplikasi dianggap sebagai salah satu biang kurang suksesnya Xoom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu alasannya adalah Honeycomb didesain untuk layar lebih besar sehingga diperlukan desain ulang. Developer memang bisa mengatasi isu ini, namun banyak yang enggan karena investasinya terlalu besar sehingga bisa memangsa margin profit mereka.
"Hal ini lebih kepada masalah di desain ketimbang di SDK (software development kit)," kata Bill O'Donnel, salah satu developer yang dikutip detikINET dari PCWorld, Selasa (5/7/2011).
Perubahan desain ke layar yang lebih besar dipandang ribet, terutama penyesuaian grafis dan teks. Beberapa pengembang enggan melakukannya karena menilai pendapatan belum akan setimpal dengan sumber daya yang dikerahkan.
Adopsi tablet Android yang belum begitu banyak dan jumlah unit terjual yang belum signifikan menjadi alasannya. Asus Eee Pad Tranformer yang disebut-sebut paling laris dalam masa penjualan yang belum terlalu lama, baru terjual 400 ribu unit.
"Kami masih menunggu ada pihak yang membuat produk tablet Android yang diinginkan semua orang," ucap O'Donnel. Barangkali kehadiran tablet Android Honeycomb baru seperti Galaxy Tab 10.1 atau LG Optimus Pad bisa membantu melesatkan popularitas OS ini.
(fyk/fyk)