Hal ini tentu saja membuat tunanetra kewalahan. Pasalnya, mereka tak dapat menggunakan indera peraba untuk mengoperasikan gadget mengingat permukaan touch screen yang mulus tanpa benjolan. Lalu bagaimana solusinya?
Selama ini, tunanetra sangat mengandalkan ingatan dan indera peraba untuk mengoperasikan sebuah gadget. Misalnya, mereka dapat mengirim SMS via ponsel dengan menghapal letak numpad dan susunan huruf atau angka yang dihasilkan dengan menekan tombol tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menjadi masalah, kebanyakan perangkat masa kini telah menggunakan teknologi touch screen. Di mana masalahnya? Tentu saja karena tunanetra tak lagi dapat menghapal letak tombol berikut fungsinya, sebab layar sentuh tidak memiliki benjolan seperti halnya tombol biasa.
Menanggapi hal tersebut, dua produk pembaca layar untuk ponsel, Talks & Zoom dan Mobile Speak telah merilis versi terbaru aplikasinya yang telah mendukung teknologi layar sentuh yang tertanam pada ponsel dan PDA.
Berikut ini penulis akan memberikan perbandingan singkat kemampuan dua pembaca layar di atas.
Talks & Zoom (www.nuance.com/talks)
Talks & Zoom adalah pembaca layar yang paling banyak digunakan tunanetra karena suara yang dihasilkan oleh speech synthesizer-nya cukup jelas dan kinerjanya tidak membebani memori ponsel.
Pembaca layar ini dapat di-install pada ponsel-ponsel Nokia yang berbasis sistem operasi Simbian, seperti N95, N96, N79, N85, E51, E63, E71, dan lain-lain. Versi terbarunya v5.00 dapat di-install juga pada ponsel touch screen Nokia N97, Nokia N97 Mini, dan Nokia X6.
Saat menjajal pembaca layar ini pada ponsel touch screen, penulis merasakan respon pembacaannya sangat baik. Hampir tidak ada delay dan tak ada masalah dalam menangani pembacaan obyek yang penulis telusuri menggunakan layar sentuh.
Hanya saja, penulis menyarankan untuk memilih ponsel touch screen yang masih memiliki tombol atau keyboard qwerty, karena masih ada beberapa fungsi (misalnya penanganan kalender) yang belum dapat diakses menggunakan layar sentuh. Maklum, ini kali pertama Talks & Zoom menyambangi touch screen, jadi kita tunggu saja perbaikan-perbaikan di versi mendatang.
Mobile Speak (www.codefactory.es/en/products.asp?id=316 )
Kalau dibandingkan dengan Talks & Zoom, pembacaan Mobile Speak mungkin tak sejelas Talks & Zoom terutama saat membaca teks berbahasa Indonesia. Namun, pembaca layar besutan Code Factory ini mendukung lebih banyak gadget dan sudah support Windows Mobile.
Seperti telah disebutkan di atas, Mobile Speak tak hanya mendukung sistem operasi Symbian, tapi juga Windows Mobile. Itu artinya lebih banyak pilihan bagi tunanetra.
Pada versi 4.01 yang telah mendukung touch screen, Mobile Speak pun berjalan dengan baik. Hanya saja, soal pengenalan obyek di layar masih kalah dengan Talks & Zoom. Masih banyak elemen pada layar sentuh yang belum dapat diakses menggunakan Mobile Speak.
Penulis menyarankan Mobile Speak untuk tunanetra yang lebih banyak menggunakan ponselnya dengan mode bahasa Inggris. Usahakan untuk tidak terlalu banyak mengakses aplikasi, mengingat Mobile Speak sangat boros memori.
*) Penulis, Eko Ramaditya Adikara (Rama) adalah seorang tunanetra multi profesi. Ia dikenal sebagai penulis buku berjudul 'Blind Power', seorang motivator dan juga terlibat dalam sound engineering beberapa game terkenal. Penulis tergabung dalam Yayasan Mitra Netra (MitraNetra.or.id). Blog pribadinya dapat dibaca di alamat www.ramaditya.com.
(ash/ash)