Eksodus Petinggi Apple Berlanjut, Giliran Bos Chip yang Ingin Hengkang

Eksodus petinggi Apple sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Menurut laporan dari Bloomberg, SVP of Hardware Technologies Apple Johny Srouji sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan raksasa teknologi tersebut.

Laporan tersebut mengklaim Srouji mengatakan kepada CEO Apple Tim Cook bahwa ia serius mempertimbangkan untuk hengkang dalam waktu dekat.

Srouji, menurut laporan Bloomberg, tidak berencana mundur untuk pensiun melainkan pindah ke perusahaan lain. Namun, laporan Bloomberg tidak menyebutkan apakah Srouji sudah mendapatkan pekerjaan baru atau belum.

Untuk membujuk Srouji agar mau bertahan, Apple menawarkan paket gaji yang substansial dan tanggung jawab yang lebih besar. Apple juga mempertimbangkan kemungkinan untuk mempromosikan Srouji menjadi Chief Technology Officer, menjadikannya eksekutif terkuat kedua di Apple.

Namun, hal itu mungkin sulit dilakukan karena mengharuskan Apple mempromosikan SVP of Hardware Engineering John Ternus menjadi CEO .Kabarnya Srouji juga lebih memilih untuk tidak bekerja di bawah CEO baru, bahkan dengan titel baru, seperti dikutip dari 9to5Mac, Minggu (7/12/2025).

Srouji bergabung dengan Apple pada tahun 2008 untuk mengembangkan system-on-a-chip internal pertama Apple dan kemudian memimpin transisi ke Apple Silicon.

Jika Srouji benar-benar meninggalkan Apple, ia akan menjadi eksekutif senior kesekian yang meninggalkan produsen iPhone tersebut. COO Jeff Williams mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan Juli.

Pada awal bulan ini, Apple mengumumkan John Giannandrea, SVP for Machine Learning and AI Strategy, akan pensiun pada musim semi 2026. Dua hari setelahnya, Bloomberg melaporkan bos desain Apple Alan Dye akan pindah ke Meta.

Apple juga mengumumkan General Counsel Kate Adams dan VP for Environmental, Policy, and Social Initiatives Lisa Jackson akan meninggalkan perusahaan pada awal tahun 2026.

Sementara itu, Tim Cook juga dirumorkan akan mundur dari jabatannya sebagai CEO Apple awal tahun depan. Namun, Bloomberg mengatakan rumor itu masih terlalu dini.