IDC: Infrastruktur Cloud Terpusat Mulai Tak Mencukupi untuk AI
Hide Ads

IDC: Infrastruktur Cloud Terpusat Mulai Tak Mencukupi untuk AI

Anggoro Suryo - detikInet
Minggu, 07 Sep 2025 11:24 WIB
Akamai
Foto: Dok. Akamai
Jakarta -

Semakin pentingnya penggunaan AI generatif (GenAI) membuat perusahaan di Asia Pasifik (APAC) didorong untuk menata ulang infrastruktur komputasi mereka. Laporan terbaru IDC yang dibuat untuk Akamai Technologies menyebut arsitektur cloud tersentralisasi tak lagi memadai menghadapi tuntutan skala, kecepatan, hingga kepatuhan regulasi.

Dalam laporan berjudul The Edge Evolution: Powering Success from Core to Edge, IDC memperkirakan layanan cloud publik untuk edge akan tumbuh pesat dengan CAGR 17% hingga 2028, dengan nilai belanja mencapai USD 29 miliar. Bahkan pada 2027, sebanyak 80% CIO diprediksi beralih dari cloud ke layanan edge untuk kebutuhan performa dan kepatuhan inferensi AI.

"AI hanyalah sekuat infrastruktur yang dijalankan. Hasil riset ini menunjukkan bisnis di APAC mulai beralih ke infrastruktur berbasis edge yang lebih terdistribusi," ujar Parimal Pandya, SVP Sales dan Managing Director Akamai Asia Pasifik, dalam keterangan yang diterima detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan Infrastruktur Lama

ADVERTISEMENT

IDC menemukan adopsi GenAI di APAC berkembang pesat. Saat ini, 31% organisasi sudah membawa aplikasi GenAI ke tahap produksi, sementara 64% masih tahap uji coba. Namun, infrastruktur lama menghadapi sejumlah masalah:

  • Multicloud yang kompleks: 49% perusahaan kesulitan mengelola data dan alat di berbagai platform.
  • Kepatuhan: 50% perusahaan besar APAC terhambat regulasi yang terus berubah.
  • Biaya: 24% organisasi mengeluhkan kenaikan biaya cloud tak terduga.
  • Performa: Model cloud konvensional hub-and-spoke menimbulkan latensi, tidak ideal untuk aplikasi AI real time.

Menurut Daphne Chung, Research Director IDC APAC, GenAI kini bergerak dari eksperimen ke penerapan nyata. "Strategi edge tidak lagi teoretis. Ini sudah dijalankan untuk memenuhi tuntutan dunia nyata akan kecerdasan, kepatuhan, dan skala," ujarnya.

Peta Adopsi di Asia Pasifik

  • China: 37% perusahaan sudah pakai GenAI di tahap produksi, investasi edge meningkat untuk operasional industri.
  • Jepang: Meski baru 38% di tahap produksi, 98% perusahaan berencana jalankan beban kerja AI di cloud publik.
  • India: 82% perusahaan baru uji coba GenAI, 16% sudah produksi, dengan fokus pada edge di kota tingkat 2 dan 3.
  • ASEAN: 91% perusahaan prediksi GenAI akan mendisrupsi bisnis dalam 18 bulan ke depan, investasi edge naik untuk dukungan jarak jauh.

Masa Depan Cloud + Edge

IDC menekankan perusahaan harus memodernisasi infrastruktur dengan pendekatan cloud + edge, memastikan keamanan data dengan Zero Trust, serta menghindari vendor lock-in melalui interoperabilitas.

Dengan dukungan ekosistem mitra, perusahaan di APAC diyakini bisa mempercepat implementasi AI secara lebih cepat, cerdas, dan efisien.




(asj/rns)
Berita Terkait