PinjamDuit Gandeng Privy Demi Tingkatkan Keamanan Keuangan Digital

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 08 Okt 2024 19:46 WIB
Foto: Dok. Privy
Jakarta -

Keamanan adalah bagian penting dari penyedia layanan fintech karena ada banyak celah yang bisa dieksploitasi, dari pemalsuan identitas, penipuan, sampai inkonsistensi perjanjian yang dapat merugikan pengguna.

Untuk itulah PinjamDuit, penyelenggara fintech, menggandeng Privy untuk mengadopsi layanan tanda tangan elektronik (TTE)-nya. Hal ini dilakukan sejalan dengan kewajiban penyelenggara Fintech Lending berdasarkan UU ITE Pasal 17 ayat 2a untuk mengamankan seluruh transaksi keuangan tanpa tatap muka menggunakan TTE tersertifikasi.

Adapun TTE tersertifikasi yang disediakan oleh Privy menjamin validitas identitas pengguna serta konsistensi isi perjanjian pinjam meminjam secara online menggunakan teknologi infrastruktur kunci publik dan asimetrik kriptografi.

Selain itu, setiap tanda tangan memberikan perlindungan hukum yang kuat bagi semua pihak yang terlibat.

"Hadirnya Privy sebagai penyedia Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi juga penting dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan proses verifikasi. Hal ini membantu memitigasi risiko penipuan dan penyalahgunaan data," kata Vivi Linda, Commercial Relation Manager PinjamDuit, dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (8/10/2024).

Sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang berinduk ke Kominfo, keamanan data pengguna merupakan prioritas utama bagi Privy. Dalam membuktikan komitmen ini, Privy menjadi satu-satunya PSrE yang telah tersertifikasi standar internasional ISO 27701 tentang Data Privacy.

Senior Business Development Associate Privy, Ricky Adriano menyebutkan, solusi digital yang disediakan oleh Privy menggunakan standar keamanan tertinggi untuk menjaga kepercayaan klien perusahaan dan end-user.

"Dari sisi keamanan, kami memastikan perlindungan melalui user consent di mana pengguna memberikan persetujuan sebelum datanya digunakan. Seluruh data yang terlibat telah terenkripsi dan aman. Setelahnya, pengguna akan melewati tahap verifikasi dan data tersebut dapat digunakan secara sah dan terlindungi. Ini memastikan bahwa setiap transaksi atau penggunaan data berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ketat," jelas Ricky.

Saat ini, Privy tengah memperkuat kemitraan strategis bersama institusi-institusi lain di kawasan Asia Tenggara maupun internasional. Pada tahun 2023, Privy menjadi perusahaan asal Indonesia pertama yang mengekspor jasa berteknologi tinggi ke Australia. Dari catatan yang ada, Privy telah digunakan oleh 52 juta pengguna terverifikasi dan lebih dari 4.200 perusahaan.



Simak Video "Jangan Ikut-ikutan Fenomena 'Galbay' Pinjol Ilegal"

(asj/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork