Usai China, iPhone Tak Berdaya di India 'Dikeroyok' Xiaomi dan Samsung
Hide Ads

Usai China, iPhone Tak Berdaya di India 'Dikeroyok' Xiaomi dan Samsung

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 02 Agu 2024 07:45 WIB
Perbandingan hasil foto iPhone 15 vs Xiaomi 14
Usai China, iPhone Tak Berdaya di India 'Dikeroyok' Xiaomi dan Samsung Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Tak hanya di China, iPhone terdepak dari daftar lima besar vendor HP di pasar India pada kuartal kedua 2024. HP buatan Apple itu tak berdaya "dikeroyok" Xiaomi, Samsung dan lainnya.

Demikian hasil riset yang baru saja dirilis Counterpoint. Xiaomi berhasil menjadi nomor satu dengan menguasai pangsa pasar 18,9%.

Masuk pasar India pada Juli 2014 lewat Mi 3. Dalam waktu singkat brand ini menjadi pilihan pengguna di sana karena memadukan spesifikasi bagus namun dibanderol murah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rangkaian produk baru yang dirilis sepanjang April hingga Juni mampu memperkuat posisi Xiaomi di negeri yang dialiri Sungai Gangga ini. Padahal mereka musti menghadapi persaingan ketat dari Vivo, Samsung, Realme dan Oppo.

Vivo berada di posisi kedua dengan market share 18,8%, disusul Samsung dengan pangsa pasar 18,1%. Sementara Realme dengan market share 12,5% berada di urutan keempat dan Oppo jadi juru kunci dengan 11,4%.

ADVERTISEMENT
Penguasa pasar HP India sepanjang Q2 2024Penguasa pasar HP India sepanjang Q2 2024 Foto: Counterpoint

Counterpoint mencatat pasar HP India mengalami penurunan sebesar 2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk gelombang panas, perlambatan musiman, dan penurunan permintaan.

Selama kuartal kedua 2024 terjadi gelombang panas ekstrem di berbagai wilayah. Gelombang panas ini telah menyebabkan lebih sedikit orang yang mengunjungi toko offline.

Mereka lebih suka tinggal di dalam rumah guna menghindari cuaca panas ekstrim. Dan dengan meningkatnya suhu, konsumen lebih memprioritaskan pembelian peralatan listrik seperti pendingin udara dan kulkas daripada ponsel pintar.

Pergeseran pengeluaran ini telah menyebabkan penundaan pembelian ponsel pintar, yang menyebabkan akumulasi inventaris yang tidak terjual, demikian dilansir dari Gizchina.




(afr/afr)
Berita Terkait