Gapai, startup yang membantu tenaga kerja Indonesia berkarir di pasar global, baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal atau seed senilai USD 1 juta atau setara Rp 16 miliar.
Dengan suntikan tersebut, akan membuat Gapai untuk memperluas layanan penempatan kerja internasionalnya. Startup ini memiliki misi berdayakan pekerja migran Indonesia.
Adapun, pendanaan putaran pendanaan ini dipimpin oleh Wavemaker Partners dengan partisipasi dari Antler dan angel investor. Wavemaker Partners dan Antler merupakan dua pemodal ventura global dengan spesialisasi investasi startup tahap awal di Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Managing Partner Wavemaker Partners, Paul Santos, mengatakan Gapai sebagai platform bagi pekerja migran mentransformasi proses tersebut. Melalui aplikasinya, proses penyaluran dibuat menjadi lebih cepat dan lebih efisien bagi perusahaan dan kandidat.
"Kami sangat menantikan pertumbuhan Gapai dan kami bangga dapat mendukung Gapai dalam memberikan kesempatan yang adil bagi para tenaga kerja Indonesia untuk memaksimalkan potensi penghasilan mereka dan menghidupi keluarga mereka di Indonesia," ungkap Paul dalam keterangan tertulisnya.
Investasi ini sebagai solusi dalam merevolusi proses penyaluran kerja migran antar negara. Berdasarkan data nasional tahun 2020-2023, terdapat peningkatan 7x lipat kasus perdagangan ilegal terhadap pekerja migran dari Indonesia. Sekitar 1.800 orang telah menjadi korban penempatan kerja ilegal di berbagai negara.
Untuk mengatasi masalah ini, Gapai berfokus untuk menyaring kandidat, melakukan wawancara, dan memberikan pelatihan peningkatan keterampilan bagi para pekerja Indonesia, untuk membangun jaringan talenta siap kerja yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional.
Dalam hal ini, Gapai berperan untuk menghubungkan calon karyawan dengan perusahaan yang sesuai dalam platformnya yang inovatif, sehingga proses penempatan kerja lintas batas negara dapat menjadi lebih cepat, aman, dan transparan dibandingkan melalui agen konvensional.
Di tahap awal, Gapai akan menggunakan dana segar ini untuk memperkuat proses operasional penempatan di luar negeri dengan infrastruktur teknologi yang komprehensif.
Selain itu, Gapai berupaya merevolusi proses pengalaman penempatan pekerja migran di luar negeri dengan mengedepankan kemudahan, kecepatan, dan transparansi.
Dengan izin dan proses baru, Gapai mampu menciptakan pertumbuhan bisnis hingga 10 kali lipat dari tahun lalu. Di tahun 2024, Gapai menargetkan untuk menjaring 70.000 pekerja Indonesia, dan mengirim 2.200 diantaranya untuk berkarir di lanskap global.
CEO Gapai Radityo Susilo menuturkan dengan populasi Indonesia yang besar dan terus berkembang, kami optimis bisa melipatgandakan jumlah tenaga kerja migran yang kami bantu setiap tahunnya.
"Prioritas pengembangan bisnis kami tahun ini adalah memperluas jangkauan pasar Gapai ke 15 negara di Eropa termasuk Hongaria, Rumania, Jerman, dan Inggris, negara-negara di kawasan Asia-Pasifik seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, serta negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Qatar," tambahnya.
(agt/agt)