Riset Teknologi Ungkap Pekerja, Cuti, dan Resign Ketika Ramadan
Hide Ads

Riset Teknologi Ungkap Pekerja, Cuti, dan Resign Ketika Ramadan

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 06 Apr 2024 16:10 WIB
Ilustrasi Startup
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Mekari, perusahaan software as a service (SaaS), mengungkapkan tren menarik terkait jam karyawan selama Ramadan dan Lebaran. Hasil riset mengungkapkan cuti bersama yang panjang kali ini cuma bikin 4% karyawan ambil cuti pribadi saat Lebaran.

Head of Business Mekari Talenta, Stevens Jethefer, mengatakan bagi perusahaan, Ramadan dan Lebaran identik dengan penyelarasan jam kerja untuk mengakomodasi puasa, pengaturan cuti bagi karyawan yang mudik, dan pengunduran diri, atau resign, karyawan.

"Semua hal tersebut perlu dikelola dengan baik agar perusahaan bisa menjaga keseimbangan antara produktivitas dengan memberikan karyawan kesempatan untuk menjalankan Ramadan dan Lebaran," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Terungkap bahwa 4% karyawan menggunakan jatah cuti pribadi di tengah libur panjang Lebaran. Sebanyak 220% peningkatan jumlah karyawan yang resign di 10-20 Maret jika dibandingkan dengan di 28 Februari-9 Maret.

Kemudian, real estate, informasi & teknologi, layanan konsumen adalah perusahaan-perusahaan dengan persentase karyawan cuti yang tertinggi. Jam masuk kantor karyawan di institusi pemerintah mundur sesuai perubahan waktu selama Ramadan, tetapi yang non-institusi pemerintah tidak mengalami perubahan jam kerja signifikan.

Ia pun membagikan sejumlah tren menarik, berdasarkan data Mekari hingga 25 Maret 2024, terkait jam kerja, cuti, dan resign karyawan.

1. Tak perlu ambil cuti pribadi

Tahun ini, pemerintah menetapkan cuti bersama Lebaran sebanyak empat hari sehingga menggenapkan libur menjadi seminggu penuh. Libur yang melimpah berdampak pada pengajuan cuti karyawan, di mana hanya 4% dari mereka menggunakan jatah cuti pribadi untuk Lebaran.

"Setiap perusahaan memiliki kebijakan sendiri terkait cuti bersama, dan hal tersebut mempengaruhi keinginan karyawan untuk menggunakan jatah cuti mereka sendiri untuk Lebaran," katanya.

2. Melebur dengan libur

Real estate, layanan konsumen serta informasi dan teknologi adalah perusahaan-perusahaan dengan persentase tertinggi karyawan yang cuti. Hingga 5% dari karyawan di perusahaan-perusahaan tersebut mengambil cuti untuk Lebaran.

"Pengoperasian perusahaan atau siklus bisnis yang melambat saat Lebaran memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengambil cuti," lanjutnya.

3. Peluang untuk bukber

Penyesuaian jam kerja banyak dilakukan oleh perusahaan dan karyawan untuk mengakomodasi puasa. Berdasarkan data, waktu masuk kantor, atau clock in, mereka yang bekerja di institusi pemerintah mundur 20 menit dari biasa dan waktu pulang kantor, atau clock-out, maju 1 jam lebih awal. Perubahan jam kerja sesuai peraturan presiden yang telah dikeluarkan.

"Untuk perusahaan non-pemerintah, data menunjukkan bahwa karyawan tetap clock-in di jam yang sama di luar bulan Ramadhan. Namun, mereka cenderung clock-out lebih awal agar bisa berbuka di rumah," katanya.

4. Diakhiri dengan resign

Karyawan umumnya mengundurkan diri, atau resign, setelah menerima tunjangan hari raya THR Idulfitri.

Namun, tren pengunduran diri sudah terdeteksi sejak awal periode Ramadhan di antara 10 Maret - 20 Maret, dimana karyawan yang resign meningkat 220%, atau lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan periode sebelum Ramadhan di antara 28 Februari - 9 Maret.

"Memang, bursa kerja menjadi lebih cair saat Ramadhan karena ada perputaran talenta di dalam dan di antara perusahaan," katanya.




(agt/agt)