Riset Ungkap Pelaku Usaha Online yang Bisa Tingkatkan Omzet
Hide Ads

Riset Ungkap Pelaku Usaha Online yang Bisa Tingkatkan Omzet

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 02 Feb 2024 09:10 WIB
Young Asian business owner woman use smartphone check order purchase online in home.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Phiromya Intawongpan
Jakarta -

Dalam hasil riset yang dilakukan Mekari, perusahaan software as a service (SaaS) mengungkapkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memanfaatkan platform online khusus untuk meningkatkan omzet.

Untuk diketahui, platform kursus online adalah platform yang menyediakan kelas-kelas virtual bersama pelatih atau pemateri. Keunggulan platform tersebut terletak pada fleksibilitas, serta kemudahan akses, dimana para peserta bisa mendaftar dan mengikuti ragam kursu kapan saja dan di mana saja.

Vice President of Brand Marketing Mekari, Aryana Jasiman, mengatakan sebanyak 84% peserta kursus online bekerja di perusahaan berskala mikro, kecil dan menengah, dimana selebihnya bekerja di perusahaan besar, termasuk enterprise.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aryana mengatakan bahwa UMKM umumnya belum memiliki sistem manajemen pembelajaran, atau learning management system LMS sendiri. Sebab itu, platform kursus online menjadi solusi bagi UMKM yang in mengadakan pelatihan terstruktur bagi karyawan.

ADVERTISEMENT

"Hal ini menunjukkan bahwa bekerja di UMKM tidak membatasi potensi pertumbuhan profesional seseorang. Layaknya perusahaan besar, UMKM juga ingin melihat talenta-talenta mereka berkembang, dan karena itu, mereka mendukung karyawan mengambil kursus online," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Mekari juga menemukan bahwa profesional memaksimalkan produktivitas di hari kerja bukan saja untuk mengejar target, namun juga untuk mengejar ilmu. Hingga 82% peserta mengikuti kursus di weekday, di mana hanya 18% merelakan akhir pekan mereka untuk mengerjakan kursus.

"Para profesional menunjukkan komitmen tinggi karena tetap meluangkan waktu di tengah kesibukan kerja untuk menjalankan kursus," katanya.

Aryana menyebutkan profesional pintar mencari waktu untuk mengerjakan kursus. Pagi hari menjadi waktu favorit untuk mencerna pelajaran, di mana mayoritas 47% peserta mengerjakan kursus saat subuh dan pagi hari antara jam 03.00-09.00. Sebaliknya, hanya segelintir 7% yang mengerjakan kursus di sore dan malam hari antara jam 15.00-21.00.

"Mengerjakan kursus membutuhkan konsentrasi tinggi. Sebab itu, para peserta kerap mencari waktu di mana mereka bisa duduk dengan semangat untuk membaca dan mencerna materi kursus," tambahnya.

Selain itu, kebanyakan 42% peserta menyelesaikan semua materi di hari yang sama mereka mendaftarkan diri ke sebuah kursus, dan 32% lainnya menuntaskan materi dalam 7 hari setelah pendaftaran.

"Data di atas menunjukkan bahwa kebanyakan peserta antusias untuk menyelesaikan kursus agar bisa dengan segera mengaplikasikan pengetahuan baru ke pekerjaan," ujarnya.

Ke depannya, jumlah kursus di platform online akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya tuntutan dunia profesional. Bertambahnya pilihan kursus harus dimanfaatkan oleh para profesional untuk semakin memperdalam kemampuan mereka.

"Memiliki kemampuan yang selalu up-to-date akan berdampak sangat positif bagi karier setiap profesional, mengingat bahwa dunia kerja akan menjadi lebih kompetitif. Sebab itu, para profesional harus memanfaatkan semua oportunitas yang ada untuk mengembangkan diri," tutup Aryana.




(agt/rns)
Berita Terkait