Amazon mencoba membidik pelanggan korporasi besar untuk menggunakan layanan Amazon Web Service lewat Q, chatbot baru mereka.
Q adalah chatbot untuk korporasi dengan dukungan perlindungan terhadap masalah hukum dan kerusakan reputasi akibat AI, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/11/2023).
Chatbot ini didesain untuk meningkatkan produktivitas pekerja lewat sejumlah fungsinya, seperti merangkum dokumen-dokumen penting, mendukung sistem tiket dan percakapan lewat aplikasi semacam Slack yang lazim dipakai di banyak perusahaan.
Bahkan Q juga bisa otomatis mengubah source code milik perusahaan jika memang dikehendaki, dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan aplikasi.
Kehadiran Q ini terjadi setahun setelah ChatGPT milik OpenAI pertama hadir untuk publik, yang saat itu langsung memicu investasi besar-besaran untuk AI, termasuk startup pengembangan AI.
Bahkan Alphabet pun langsung menggeber pengembangan chatbot mereka, yang menawarkan percakapan natural layaknya antarmanusia.
CEO AWS Adam Selipsky di konferensi tahunan cloud computing Amazon di Las Vegas menegaskan pentingnya fitur perlindungan dalam penerapan AI generatif, yang di Q disebut dengan nama Guardrails for Bedrock. Menurutnya fitur ini bisa melindungi pengguna dari konten berbahaya.
Perlindungan ini penting karena AI generatif dilatih menggunakan konten-konten yang tersedia secara publik, termasuk kata-kata kasar ataupun konten lain yang tak pantas. Tanpa perlindungan, konten-konten tersebut bisa muncul dalam percakapan antara pengguna dengan AI.
Hal ini berbahaya untuk pengguna yang di bawah umur, atau pada masa konflik, atau kondisi tertentu seperti masa pemilihan umum, di mana output dari AI generatif bisa mempengaruhi opini penggunanya.
"Contohnya, sebuah bank bisa mengatur asisten online (AI) untuk tidak memberikan saran investasi. Atau, melindungi konten tak pantas, misalnya di situs ecommerce untuk memastikan kalau asisten online tersebut tidak menggunakan ujaran kebencian," jelas Selipsky.
Chatbot Q pun bisa membatasi data sensitif karyawan untuk orang-orang yang tak perlu mengakses data tersebut.
Simak Video "Video Amazon Kembali Lakukan PHK, Kali Ini Pangkas 100 Karyawan"
(asj/asj)