Belakangan ini serangan siber, terutama ransomware, makin marak di berbagai negara termasuk Indonesia. Salah satu cara untuk menghadapi serangan ransomware ini adalah dengan mem-backup data.
Synology, perusahaan penyedia solusi network attached storage (NAS) dan manajemen data, punya beberapa senjata ampuh untuk melawan ransomware ini. Apa saja?
"Kami memiliki solusi perlindungan data yang salah satu fokus kita di Synology. Jadi produk kami menawarkan jenis solusi yang berkaitan dengan bisnis untuk melindungi data yang berharga mereka, terutama dari serangan siber," kata Michael Chang, Regional Sales Head, Asia Pacific Synology, kepada detikINET di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Senjata ampuh itu terdiri dari beberapa bagian. Pertama adalah secure sign in, yang merupakan produk 2 factor authentication milik Synology. Dengan penggunaan fitur ini, sekalipun id dan password pengguna bocor, pelaku tetap tak bisa mengakses sistem Synology pengguna.
Kemudian ada data backup yang punya sifat immutable snapshot, di mana data yang di-backup tersebut tidak bisa dihapus dan tidak bisa dimodifikasi, sehingga tidak akan bisa dienkripsi oleh ransomware.
"Kita punya Snapshot Replication, data yang di-backup tersebut tidak dapat dimodifikasi ataupun dihapus," jelas Chang.
"Di dalamnya itu ada fitur immutability yang tadi disebutkan seperti immutable snapshot. Nah fungsinya apa immutable snapshot? Agar data tidak bisa dihapus ataupun dimodifikasi. Jadi kalau ngomongin ransomware kan cara kerjanya di-encrypt," tambah Clara Hsu, Regional Manager Synology untuk Indonesia.
Nah, jika dua tahap tersebut tetap bisa ditembus oleh ransomware, Synology punya cara terakhir untuk menanggulangi ransomware. Yaitu melakukan restorasi data dari strategi backup 3-2-1.
Maksudnya strategi 3-2-1 ini adalah ada tiga data backup, yang disimpan di dua media berbeda, dan salah satunya disimpan secara off-site, atau terpisah dari data backup yang lain.
"Jadi misalnya amit-amit ada satu cabang ini hancur semua karena encryption. At least masih ada satu di offsite gunanya untuk recovery. Nah recovery ini bisa sangat cepat dan fleksibel ya dimana sudah disiapkan juga opsi-opsi itu di dalam Synology sistem itu," jelas Clara.
Berbagai sistem penangkal ransomware yang dijelaskan Chang dan Clara itu tersedia di berbagai solusi NAS Synology untuk level small medium bisnis (SMB) ke atas dengan harga mulai Rp 5 juta. Ini bisa dilakukan karena NAS mereka menggunakan sistem operasi sendiri berbasis Linux, yaitu bernama Disk Station Manager (DSM).
"OS ini di-develop oleh Synology secara eksklusif dan hanya ada di sinologi NAS Nah di dalam OS ini kita sudah siapkan berbagai macam tools, fitur, teknologi dan juga software aplikasi yang bisa di install menyesuaikan kebutuhan," tambah Clara.
Simak Video "Video BRI Diduga Jadi Korban Ransomware: Kami Pastikan Data Nasabah Aman"
(asj/fay)