2 Bank Tak Bisa Beroperasi Karena Data Center Kepanasan
Hide Ads

2 Bank Tak Bisa Beroperasi Karena Data Center Kepanasan

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 09 Nov 2023 17:16 WIB
Data Center Lulea
Ilustrasi data center. Foto: Facebook
Jakarta -

Pada 14 Oktober lalu DBS dan Citibank, dua bank di Singapura, tak bisa memproses transaksi perbankan karena data center yang dipakai mengalami overheat atau kepanasan.

Hal tersebut membuat hampir semua layanan perbankan online DBS dan Citibank tak bisa dipakai, yang dikonfirmasi oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Alvin Tan dalam sesi tanya jawab bersama parlemen.

Data center yang overheat ini bukan terjadi karena cuaca yang panas, melainkan sistem pendinginnya yang bermasalah. Data center Equinix yang dipakai oleh dua bank tersebut mengalami masalah pendinginan yang membuat suhunya melonjak sampai tak bisa beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Equinix, masalah ini terjadi karena pengiriman sinyal yang salah saat pembaruan sistem. Sinyal yang dikirimkan kontraktor tersebut memerintahkan penutupan katup air dingin dari tangki air, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (9/11/2023).

Sebenarnya baik DBS dan Citibank sama-sama punya rencana cadangan untuk menghadapi masalah seperti ini. Namun rencana cadangan itu ternyata juga tak berguna. DBS tak bisa terhubung dengan data center cadangan karena adanya kesalahan konfigurasi jaringan, begitu juga dengan Citibank yang mengalami masalah konektivitas.

ADVERTISEMENT

Akibatnya DBS dan Citibank tak bisa memenuhi aturan yang diterapkan oleh Monetary Authority of Singapore (MAS) terkait masalah IT. Yaitu downtime yang terjadi untuk sistem perbankan tidak boleh melewati empat jam selama periode 12 bulan.

Menurut Menteri Alvin Tan, selama down-nya layanan dua bank ini terjadi 810 ribu percobaan akses yang gagal dengan 2,5 juta transaksi pembayaran dan ATM yang gagal. Menurutnya kejadian seperti ini adalah risiko dari pendekatan 'digital first' di pasar finansial Singapura, dan semestinya bukanlah 'digital only'.

Sementara itu Kevin Reed, CISO Acronis -- perusahaan backup asal Singapura -- menyebut Equinix semestinya punya sistem pendingin cadangan untuk servernya. Terutama karena insiden seperti ini biasanya bukan masalah tunggal, melainkan gabungan dari berbagai insiden yang terjadi secara berentetan.




(asj/fay)
Berita Terkait